Kamis, 30 Desember 2010

The Necromancer (The Secrets of the Immortal Nicholas Flamel #4)

by: Michael Scott
San Francisco:
Josh dan Sophie Newman akhirnya kembali ke kotanya, setelah petualangan tanpa henti di Ojai, Paris, hingga London. Pengalaman dan ilmu yang mereka peroleh dalam seminggu terakhir, malah membuat mereka bingung akan masa depan mereka. Keduanya belum menguasai seluruh sihir yang diperlukan untuk menghadapi para Tetua Gelap, sementara Dr. John Dee masih terus mengejar mereka tanpa lelah. Namun yang paling mengganggu pikiran mereka adalah, dapatkah mereka memercayai Nicholas Flamel? Siapa yang sebenarnya bisa mereka percaya?

Alcatraz:
Setelah berhasil mempedaya Machiavelli dan Billy the Kid hingga berhasil lolos dari Alcatraz, Perenelle Flamel bergabung kembali dengan Nicholas Flamel. Kini keduanya harus berjuang lagi untuk menghadapi Machiavelli yang akan melepas monster-monster buas yang terkumpul di Alcatraz ke San Francisco. Perenelle didukung oleh Nicholas memang cukup tangguh, namun mereka terus menua setiap hari, pertarungan itu bisa membunuh keduanya.

London:
Dee yang untuk kesekian kalinya gagal melaksanakan tugas dari majikan Tetuanya, kini dinyatakan sebagai buronan dan berbalik dikejar oleh sekian banyak makhluk buas. Namun Dee memiliki rencananya sendiri. Dengan Codex dan monster-monster di Alcatraz, dia dapat mengambil alih dunia. Dee memerlukan seseorang untuk dilatih menjadi Necromancer, untuk membangkitkan Induk dari Segala Dewa. Dan si Kembar adalah murid yang sempurna untuk itu.


www.mediabuku.com

Minggu, 19 Desember 2010

[resensi buku] Sepercik Asa dalam Kepungan Ternoda

Peresensi: Noval Maliki.

Timur dan Barat, nampaknya bukan sekedar merujuk pada perbedaan geografis, demografis, kultur, maupun paradigma berpikir, namun juga berpengaruh dan merembet terhadap pembentukan cerita yang selama ini dianggap wilayah supra rasional.

Betapa tidak? Jika di Timur, cerita mengenai makhluk dari dunia supernatural selama ini dijejali dengan hal-hal yang sifatnya immaterial-spiritual, seperti hantu, dedemit maupun spesimen lainnya yang mampu menembus dinding atau masuk ke dalam botol, tidak bisa dilihat dan disentuh oleh indera sembarang manusia.

Sedangkan pemahaman Barat terhadap kosmologi ini sangat kentara terpengaruh empirisme. Hantu dalam konteks masyarakat Barat pada umumnya muncul dalam wujud fisik dan nyata, mampu disentuh dan dibunuh, seperti vampir, manusia serigala dan zombie. Maka tidak mengherankan jika cerita-cerita bergenre ini dijejali sosok-sosok tersebut yang berperang melawan manusia.

Contoh yang paling sederhana adalah zombie. Dipahami sebagai mayat berjalan, yang telah terinfeksi sejenis virus yang diperoleh dari zombie yang sebelumnya pernah menggigitnya. Dalam kasus zombie, orang yang terkena dianggap telah mati, lalu entitas apa yang membuat sosoknya masih bisa "hidup" dan berjalan? Entahlah. Di Timur, terutama Indonesia, fenomena orang hilang kesadaran dikenal dengan istilah kesurupan, tetapi itupun sifatnya hanya temporer.

Keberadaan zombie itu pula yang menjadi ide utama buku berjudul The Forest of Hands and Teeth ini, mengisahkan kehidupan di sebuah perkampungan yang terisolir dikelilingi kawanan zombie yang mengancam dan mengincar keselamatan penduduknya. Termasuk seorang gadis bernama Mary.

Dikisahkan, Mary merupakan sosok perempuan yang beranjak dewasa. Ia bukan hanya "terjebak" dalam sebuah desa yang terisolir dikelilingi pagar yang melindunginya dari "Ternoda", istilah bagi zombie dalam buku ini. Namun, ia juga terjerat asmara segi tiga yang sangat pelik. Di sisi lain, psikologinya nyaris teracuni pesimisme yang dihembuskan para Biarawati dan aparat desa ihwal keberadaan Laut, sebuah dunia impian yang diyakini ia dan almarhumah ibunya.

Sebagai pemangku kekuasaan tertinggi di Desa, para Biarawati memberlakukan aturan yang sangat ketat, disiplin yang tinggi dan hukuman yang berat bagi siapa pun yang melanggarnya. Namun semuanya diyakini memiliki kemaslahatan bagi seluruh komunitas desa. Otoritasnya sangat mutlak hingga menerabas wilayah-wilayah privat warganya, mulai dari membaca buku hingga menikah. Hal inilah yang mulai menimbulkan masalah bagi Mary.

Betapa tidak? Ketua biarawati bernama Suster Tabitha, menyuruhnya untuk menikah dengan lelaki bernama Harry, padahal Mary telah jatuh cinta dan menjalin asmara dengan Travis yang merupakan adik kandung Harry. Terlebih kakak lelaki satu-satunya Jed mendukung keputusan sang biarawati tersebut, dan celakanya Cash sahabat Mary sejak kecil mencintai Harry, sehingga hal ini menimbulkan api cemburu di dadanya.

Masalah sepertinya tidak bosan mengejar Mary, di tengah kemelut cinta yang melanda, ancaman yang sesungguhnya datang dari kawanan Ternoda yang mulai mampu melakukan penerobosan terhadap pagar dan menara pengawas. Keberadaan Ternoda sendiri pada awalnya dapat diatasi dengan pagar tinggi yang menjadi pembatas antara desa dengan Belantara Tangan dan Gigi, tempat para Ternoda tinggal.

Terlebih, di Desa terdapat para Pengawas, satuan pengaman yang sering melakukan patroli. Nahas, ketenangan itu pada akhirnya terusik dengan jebolnya pagar desa sehingga Ternoda secara leluasa melakukan agresi. Pilihan bagi yang terkena gigitan ternoda hanyalah dua: terinfeksi sehingga menjadi zombie atau mati terkoyak menjadi santapan mereka.

Maka bencana pun terjadi, kalah jumlah membuat penduduk Desa terbantai habis. Hanya menyisakan Mary, Jed, Beth, Harry, Travis, Cash serta si kecil Yakob. Mereka harus melakukan perjalanan panjang untuk menyelamatkan diri dan memelihara sepercik asa dari kepungan Ternoda, sekaligus menemukan Laut, sebuah tanjung harapan yang pada awalnya keberadaannya hanya diyakini Mary.

Membaca buku setebal tiga ratus sembilan puluh dua halaman ini, membuat kita merasa terlibat di dalam cerita yang dibangun oleh Carrie Ryan tersebut. Ketegangan yang dirasakan oleh para tokohnya dikejar Ternoda, akan dapat dirasakan oleh adrenalin pembaca mengingat cara penuturannya menggunakan penuturan sudut pandang Mary (aku). Sehingga pembaca seolah berada pada posisi yang sama dengan tokoh "aku".

Meski demikian, buku ini bukan melulu menceritakan tentang sekelompok orang yang diburu oleh Ternoda, melalui para tokoh di dalamnya kita akan temukan kisah cinta, perjuangan dalam mempertahankan hidup, bagaimana memelihara asa serta optimisme seorang gadis yang bukan hanya berhadapan dengan lingkungan sosialnya yang kolot, ancaman kematian, namun juga pergulatan batin yang keras.

Tidak mengherankan jika dikemudian hari, cerita dalam buku ini mendapat kehormatan diangkat ke layar lebar menjadi sebuah film. Sungguh merupakan sebuah keberuntungan bagi anda yang membacanya terlebih dahulu dalam buku ini. selamat membaca dan berpetualang di dunia Mary!

Judul Buku: The Forest of Hands and Teeth
Penulis: Carrie Ryan
Penerbit: Kubika
Cetakan: Pertama, 2010
Tebal: 392 Halaman 

http://www. kompasiana.com/novalmaliki


www.mediabuku.com

[resensi buku] Wolfsangel (Wolfsangel #1)

Sumber: Luckty Giyan Sukarno

Telat banget waktu tau kuisnya, tau-tau udah pengumuman. Untungnya peri buku mengirim PM via facebook mengkonfirmasi bahwa telah menerbangkan buntelan buku serigala ini, aaaauuuumm…. (jangan membayangkan suara saya, masak mengaum cempreng!?! ;p)

Bungkukkan badanmu, tariklah, jangan lamban

Lagi dan lagi kita pergi mengarungi lautan

Pedang kita akan menari di atas tameng musuh

Bagai gemerlap air berbayangan bulan separuh

Maka bungkukkan badan, tariklah, jangan lamban

Lagi dan lagi kita pergi mengarungi lautan


Mereka terlahir kembar dan hidup di dua dunia yang berbeda. Vali adalah seorang pangeran Viking, dan Feileg seorang anak yang tumbuh di alam liar. Loki merekayasa kehidupan mereka untuk Odin. dalam mitologi Nordik, Odin adalah dewa kebijaksanaan, perang, seni, dan budaya. Dia juga raja para dewa, pencipta manusia dan alam semesta, serta penguasa roh.

 

Menurut Wikipedia, Manusia serigala, ikantrof, atau likan adalah sebuah mitos dari Eropa kuno berupa makhluk monster setengah manusia setengah serigala. Konon manusia serigala akan berubah pada saat bulan purnama tiba, yang mana kekuatan mistiknya mencapai puncaknya. Dalam mitologi tersebut, manusia serigala senantiasa akan memburu manusia dan barang siapa yang tergigit atau terkena cakarannya akan menjadi salah satu dari manusia serigala pula.

 

Sedari kecil, Vali hidup serba ada. Bahkan jodohnya kelak sudah disediakan. Walaupun begitu, tidak menjadikannya menjadi seorang pangeran yang manja. Kejantanan Vali terbukti saat berkorban demi gadis pujaan hatinya, Adisla –anak dari tabib terkenal.

 

Sebagian orang dibesarkan dalam cahaya, dan sebagian lainnya dalam kegelapan. Feileg –anak yang diambil para penyihir- tidak dibesarkan di pantai yang bersimbah sinar matahari, tetapi di puncak-puncak gunung bersama suku liar dan kawanan serigala.

 

Diantara waktu anjing

Dan waktu serigala

Di antara terjaga dan terlena

Di antara kilau dan kelam

Adalah pintu menuju bayangan

Masuklah pengelana,

Jangan berayal diambangnya yang muram


Satu diantara mereka ditakdirkan menjadi serigala jejadian. Keduanya saling memburu dan diburu, melintasi bundaran waktu dan ragam kehidupan. Tidak hanya cinta, Adisla juga menciptakan konflik, tragedi dan pengorbanan bagi ketiganya.


Wolfangel adalah sebuah epik menakjubkan tentang legenda Norse dan mitos werewolf yang belum pernah diceritakan sebelumnya. Tentang rasa haus akan cinta, kehidupan, dan kematian. Tentang lahirnya Fenrisulfr -putra Loki, yang menjadi titik awal terwujudnya Ragnarok –pertempuran besar para dewa.


Buku terjemahan yang cerdas selain terjemahannya sendiri yang mudah dimengerti dan tidak mengurangi isi cerita, diperlukan adanya catatan kaki untuk memudahkan pembaca dalam memahami istilah asing khusus yang tidak dapat diterjemahkan. Salut untuk sang penerjemah, Ary Nilandari yang mau bersusah payah memberikan catatan kaki yang ciamik dan tidak membuat alis berkerut saat menemukan istilah asing. Sayangnya, catatan kaki hanya ditulis dengan simbol bintang di atas. Seharusnya, lebih enak bila ditulis dengan simbol angka.

 

M. D. Lachan lahir pada tahun 1964 di Coventry, Inggris. Dia besar dan menjalani hidup kesehariannya hingga saat ini di Brighton, bersama istri dan putranya, James. Wolfsangel adalah karya fantasi-fiksi ilmiah pertamanya, tetapi dia telah menjadi penulis karya fiksi dan non-fiksi mainstream yang sukses di Inggris sebelumnya dengan menggunakan nama lain.

 

Kalimat favorit saya dalam novel ini: "Kau memandang ketidaksempurnaanmu sebagai kesempurnaan, maka kau memperbaikinya dengan menerapkan ketidaksempurnaan pada dirimu, dengan demikian membuatmu sempurna kembali. Logika itu tidak sempurna tapi tidak bercacat."

Buat pembaca fanatik genre epik fantasi, wajib baca buku ini!! (>,^)


Keterangan Buku:

Judul             : Wolfsangel

Penulis          : M. D. Lachlan

Penerjemah  : Ary Nilandari

Penerbit        : Kantera

Terbit            : November 2010

Tebal             : 551 hal.



www.mediabuku.com

[resensi buku] Berguru Pada Burung Hantu

Kekuatan sebuah cerita, pada dasarnya tidaklah sekedar terletak pada narasi kisah itu sendiri. Namun juga pada substansi atau makna yang hendak di tawarkan dari penulis cerita kepada pembaca, dengan buku sebagai medianya.

Dengan demikian keberadaan sebuah buku mesti memiliki pesan-pesan yang hendak disampaikan oleh penulisnya, baik secara terang benderang maupun tersamar. Sehingga menangkap pesan dalam sebuah buku sangat ditentukan oleh kemampuan abstraksi pembaca dalam mengunyah sebuah cerita.

Hal demikian terdapat pula dalam novel berjudul lengkap Guardians of Ga'hoole: The Journey ini. Sekuel dari novel pertamanya yang berhasil merebut hati pembaca dunia sehingga mendapat kehormatan untuk diangkat ke layar lebar.

Melanjutkan kisah kawanan burung hantu yang bermaksud hendak mencegah kehancuran dunia mereka, yang terancam oleh keberadaan sebuah kerajaan bernama St. Aegolius.

Diceritakan setelah Soren, Gylfie, Twilight dan Digger menemukan Mrs. Plithiver, kawanan burung hantu muda ini kemudian memutuskan untuk melanjutkan misi semula mereka, menemukan dan mengabdi pada pohon Ga'Hoole agung sekaligus untuk mengabarkan keberadaan St. Aegolius yang mengancam.

Sayangnya misi tersebut tak seindah yang dibayangkan. Selain mendapat ancaman dari patroli pasukan patroli St. Aegolius, di tengah perjalanan mereka juga dihadang kawanan burung gagak, yang menjadi musuh abadi burung hantu dan mendapat serangan yang berbahaya. Beruntung berkat trik yang dilakukan Mrs. P, mereka akhirnya lolos dari bahaya maut tersebut.

Pepatah yang mengatakan bahwa musuh terberat adalah diri kita sendiri, nampaknya benar-benar dirasakan Soren dan kawan-kawan. Mengingat ujian terbesar yang sesungguhnya dan nyaris menggagalkan misi suci tersebut adalah motivasi diri mereka sendiri.

Hal ini terbukti ketika mereka singgah di Danau Cermin untuk melepas lelah. Keadaan pulau yang gemah ripah loh jinawi, dengan tersedianya makanan yang melimpah ruah dan tempat tinggal yang nyaman, membuat mereka lengah dan lupa akan misi utama yang mulia. Sekali lagi, seekor ular buta pembantu keluarga bernama Mrs. Plithiver-lah yang menjadi pahlawan dan mengingatkan kembali kepada tujuan mereka semula.

Setelah melewati pergulatan batin yang keras dan perdebatan yang sengit, akhirnya kawanan ini berhasil menyingkirkan ego masing-masing dan memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan demi menyelamatkan dunia burung hantu.

Badai angin dan salju yang ganas harus dilalui hingga akhirnya berhasil menemukan pohon yang dimaksud. Bahkan, mereka berhasil bertatap muka dengan pemimpin pohon Ga'Hoole, Boron raja Hoole dan sang istri Barran yang menjadi ratunya, keduanya berjenis burung hantu salju.

Hoole membuat mereka serasa menemukan kehidupan baru, terutama bagi Soren dan Gylfie yang pernah tinggal di St. Aegolius. Mengingat meski menerapkan disiplin yang tinggi, namun bertanya merupakan hal yang lumrah diajukan disini. Sedangkan di St. Aegolius hal itu merupakan sebuah larangan besar.

Selain itu, jika di St.Aegolius perpustakaan dan aktifitas membaca termasuk larangan lainnya, sebaliknya, Hoole justru mewajibkan para peserta didiknya untuk mampu membaca dan belajar di perpustakaan. Maka dengan semangat yang membara, keempatnya menggembleng diri di pohon Ga'Hoole agung.

Buku kedua dari dua belas jilid ini, mengisahkan tentang perjalanan dan perjuangan Soren, Gylfie, Twilight dan Digger untuk mengejar cita-cita yang mereka idamkan. Petualangan di dalamnya, selain mampu menyihir pembaca karena liku-liku ceritanya, juga akan menemukan kekayaan makna yang jika digali lebih dalam terkandung nilai filosofi yang luar biasa.

Misalnya bagaimana penulis mendeskripsikan pergulatan batin Soren dan kawan-kawan ketika harus meninggalkan Pulau Cermin yang menggoda, menjadi catatan tersendiri betapa meraih sebuah cita-cita tidaklah semudah membalikan telapak tangan.

Bagi para pecinta cerita petualangan, keberadaan buku ini merupakan sebuah anugerah tersendiri. Tawaran cerita yang disuguhkan dengan mengisahkan dunia burung hantu, membuat buku ini istimewa karena mampu memperkaya gagasan pembaca.

Kemasan ceritanya yang ringan dan mudah dicerna, tidak membuat alur di dalamnya terasa hambar. Sebaliknya, karakter dan kejutan-kejutan kecil yang muncul membuat siapa pun yang membaca buku ini di jilid pertama, maka dipastikan ia akan membaca tuntas hingga jilid terakhir. Meskipun harus sedikit bersabar untuk menanti lanjutannya.

Buku ini dapat dikatakan sebagai sebuah candu dari Kisah Burung Hantu yang justru memiliki implikasi positif bagi pembacanya. Bagaimana nilai-nilai setia kawan, berani dan kukuh mengejar apa yang harus dicapai, hal-hal yang terdapat di dalamnya.

Sehingga dengan demikian, bagi Katryn Lasky, penulisnya, keberadaan buku ini diharapkan mampu menjadi inspirasi positif bagi para pembacanya, dengan mengangkat kearifan kawanan burung hantu sebagai obyek cerita.

Judul Buku: Guardians of Ga'hoole: The Journey
Penulis: Kathryn Lasky
Penerbit: Kubika
Cetakan: Pertama, September 2010
Tebal: 301 Halaman

Sumber: Hilya Liya


www.mediabuku.com

Jumat, 17 Desember 2010

[resensi buku] Dunia Faery yang memesona dan penuh intrik

Sumber: Noviane Asmara

Yesterday is history, tomorrow is a mystery, but today is a gift. That's why it is called the Present.
- quote dari Kungfu Panda Movie -

Kalimat bijak di atas sering kita dengar. Dan memang seperti itulah kebenarannya. Kita tidak pernah tahu seperti apa masa depan kita, karena itu sebuah misteri. Kita pun tidak boleh menyesali apa yang telah lalu, biarkan itu berlalu dan menjadi sejarah untuk kita cermati dan pelajari. Tapi kita harus bersyukur atas apa yang kita terima dan terjadi hari ini terhadap kita, karena itu adalah berkah.

Lalu, ada apa dengan masa lalu seorang Meghan?

MEGHAN Chase. Seorang gadis berusia enam belas tahun. Tepatnya akan segera berulang tahun ke enam belas. Di hari ulang tahunnya itulah semuanya berubah. Ia tidak pernah membayangkan bahwa masa lalunya itu akan menyingkap semua misteri tentang keluarganya. Dirinya―tepatnya.

Penculikan Ethan, adik tirinya, membawa ia menjelajahi negeri Nevernever. Ditemani oleh sahabat karibnya, Robbie, yang juga tidak pernah Meghan kenali secara baik, ia berkelana menembus dunia Faeryland. Dalam perjalanannya untuk menemukan Ethan, ia dihadapkan pada kenyataan yang tidak pernah ia sangka dalam hidupnya. Ia tidak pernah tahu bahwa hal-hal "aneh" yang kerap menimpa dirinya ternyata berhubungan dengan semua masa lalunya, tepatnya masa lalu sang Ibu.

Di tengah pencarian adiknya, Meghan bertemu dengan beberapa tokoh-tokoh yang selama ini ia yakini hanya ada dalam cerita A Midsummer Night's Dream. Kisah yang hanya pernah ia dengar dan tidak pernah ia menduga kalau ternyata tokoh-tokoh itu nyata. Meghan pun sempat terpesona dengan salah satu sosok tampan tapi dingin dan misterius―Pengeran Ash.

Usaha pencarian adiknya yang ia rasakan hanya beberapa hari saja di Nevernever, ternyata memakan waktu lebih dari tiga bulan untuk hitungan waktu bumi, tempat Ibu dan juga Luke, ayah tirinya beserta polisi, detektif dan seluruh warga kota mencari dirinya yang tiba-tiba menghilang.

Aku tak bisa pergi sekarang, . Aku baru saja pulang! Aku ingin menjadi normal; aku ingin pergi ke sekolah, belajar menyetir dan pergi ke pesta prom tahun depan. Aku ingin melupakan kalau faery itu ada.

Ada konsekuensi besar yang harus Meghan terima bila ia menginginkan Ethan kembali. Meghan harus bersedia menukar kehidupannya. Menukar kehidupan lamanya dengan kehidupan baru dan menjadi "baru".

Akankah Meghan rela melakukannya?

Buku Iron King yang merupakan Trilogi dari The Iron Fey ini, menyuguhkan fiksi fantasi tentang faery yang begitu kompleks. Bukan hanya jalan ceritanya yang kompleks, tapi juga para makhluk yang berada di dalamnya. Kita tidak hanya akan tahu tentang faery saja, tapi kita akan diajak mendalami dunia lain dari faery. Di mana masih terdapat banyak makhluk lainnya yang mempunyai keanekaragaman bentuk, sifat dan kebiasaan. Kagawa berhasil membuat saya berdecak kagum.

Pesan Moral yang ingin Kagawa sampaikan lewat cerita ini pun terbaca dengan jelas. Rasa memiliki diantara sebuah keluarga adalah segalanya. Apapun akan dilakukan oleh orangtua untuk membela anaknya dan sebaliknya, walaupun dengan cara yang salah, misalnya dengan membuat cerita bohong akan masa lalu. Dan juga apapun akan dilakukan oleh seorang kakak untuk membela adiknya.

Julie Kagawa lahir di Sacramento, California. .Saat berusia sembilan tahun ia dan keluarganya pindah ke Hawaii. Dan ia menghabiskan banyak waktunya di laut.

Ia pernah membaca novel yang ia sembunyikan di dalam buku pelajaran matematikanya saat kelas sedang berlansung. Tidak hanya kecintaan akan membaca novel saja, ia pun suka menulis.

Julie pernah bekerja di beberapa toko buku selama bertahun-tahun untuk membiayai hidupnya. Ia juga pernah bekerja sebagai dogtrainer professional selama beberapa tahun. Ketika buku pertamanya laku terjual, ia berhenti bekerja sebagai Dogtrainer dan memutuskan untuk menulis full time.

Julie sekarang tinggal di Louisville, Kentucky bersama suami dan dua ekor kucing peliharaannya yang menjengkelkan.



www.mediabuku.com

Rabu, 08 Desember 2010

Zizi ; Seleksi Alam

by: Lusiwulan
Setelah segala petualangan Zizi, berbagai fakta dan pengakuan bermunculan dari orang-orang dekat Zizi.

Ada yang bicara tentang "tinggal menjadi sari ampas kehidupan", tentang tuntutan yang mengorbankan pertemanan, tentang hubungan yang menyeret keluarga mantan, tentang cinta yang disinyalir dimanipulasi, tentang bagaimana rasanya ditinggalkan... 

Zizi dibuat kecut, ngeh, tersadar, sendu, hingga termewek-mewek. Rasanya, inilah seleksi alam sesungguhnya.

Apa sebenarnya yang terjadi dengan Zizi sekarang? Bagaimana juga penampakan Zizi kalau lagi M (mewek)? Apa dan siapa yang membuat Zizi si gadis riang ini sampai termewek-mewek? Jawabannya ada di buku ini.


www.mediabuku.com

Kisah Rapunzel (Tangled)

by: Disney
Aku Rapunzel. Selama hampir delapan belas tahun, aku hidup kesepian di menara tinggi yang tersembunyi. Tapi semuanya berubah ketika pencuri bernama Flynn Rider memanjat naik ke jendelaku. Aku kabur dari menara dan mengalami petualangan-petualangan seru bersama pencuri itu. Flynn membantu mewujudkan impianku, dan aku menolongnya dengan rambut ajaibku yang superpanjang!


www.mediabuku.com

Rembulan Gading

by: Sari Safitri Mohan
Denis adalah editor dan penulis kolom majalah Perempuan yang sedang menikmati kariernya yang cemerlang. Hidup yang hampir sempurna itu berubah 180 derajat saat Ivan, sang kekasih, memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Belanda. Belum bisa berdamai dengan trauma masa lalu, alih-alih mendukung keputusan Ivan, Denis malah memilih untuk melepas Ivan pergi dari Indonesia... sekaligus dari hatinya.

Sementara itu, Wina sahabat karib Denis sejak SMA, juga tengah mengalami cobaan berat. Laki-laki yang selama ini dicintainya ternyata ringan tangan dan senang menyiksa. Deraan masalah yang beruntun membuat kedua sobat ini bertekad meninggalkan masa lalu dan membuka lembaran hidup baru.

Sayang, usaha mereka melupakan masa lalu ternyata tidak semudah membalik telapak tangan. Wina terus diteror sang pacar, sementara Denis merasa terganggu sekaligus penasaran setiap mendapat kiriman e-mail dari seorang pembaca kolomnya yang sepertinya tahu trauma masa lalunya, termasuk alasan ia dulu melepaskan Ivan.

Lantas, apa yang Denis perbuat kala Ivan tiba-tiba muncul kembali dalam kehidupannya, membuat jantungnya kembali berhenti berdebar? Apa hubungannya dengan sosok misterius pengirim e-mail? Bagaimana pula nasib Wina, mampukah ia melepaskan diri dari laki-laki yang tak juga berhenti menyiksa batin dan raganya?


www.mediabuku.com

Pendekar X

by: Ahmadzeni
Seorang pangeran berusaha menyelamatkan diri bersama anaknya dari kejaran musuh, ketika ia terdesak dan hampir dibunuh, tiba-tiba terjadi peristiwa ajaib yang membuat ia menghilang dan kehilangan anaknya. Ia terlempar ke masa depan gara-gara kesalahan mesin waktu milik seorang ilmuwan nyentrik. 

Di masa depan, ia terheran-heran dengan kemajuan teknologi. Sambil berusaha kembali ke masa lalu, ia mengeksplorasi lingkungan barunya: jalan-jalan ke mal, main basket, dan naik sepeda motor, namun semua itu tidak dapat mengobati rasa kehilangan dan kerinduan kepada anaknya.

Dapatkah ia kembali ke masa lalu dan menemukan anaknya yang telah ditawan oleh musuh?


www.mediabuku.com

Job Hunting

by: Febe Chen
Job hunting dalam prosesnya adalah suatu kegiatan trial dan error serta pengalaman kegagalan dalam dunia yang kompetitif. Ketika akhirnya berhasil mendaratkan kaki pada posisi yang diinginkan, job hunter terkadang menemukan bahwa pekerjaan yang diidamkan itu pun tak cocok baginya. Ada kemungkinan besar kita diterima dan melakukan pekerjaan yang bukan panggilan kita. 

Idealnya, pekerjaan adalah panggilan jiwa yang membahagiakan. Pekerjaan tidak hanya urusan uang karena dengan bekerja, kita semua bertumbuh. Karena dunia kerja adalah dunia yang penuh tantangan, buku ini dipersembahkan bagi para job hunter yang pemberani! Setelah membaca buku ini Anda bisa:

Mengetahui strategi berburu kerja yang sehat
Mempersiapkan materi lamaran
Mengetahui profesi yang tepat dengan personality, etika, dan aturan main job hunting
Memahami permasalahan degree dan non degree
Mengatasi kegagalan
Memiliki sikap seorang pemenang kehidupan
Mengetahui etika berjejaring, berburu pekerjaan di lokasi yang jauh, dan wawancara
Memperoleh bocoran berbagai pertanyaan dalam wawancara.
Menimbang-nimbang sebelum menerima pekerjaan. 

Buku ini sangat cocok bagi siapa pun yang tengah berjuang dalam meniti karier, baik para siswa dan mahasiswa yang hampir lulus dan belum memiliki pengalaman kerja, para pegawai yang hendak pindah profesi atau pekerjaan, maupun mereka yang kehilangan pekerjaan.


www.mediabuku.com

Cepat Bisa Baca

by: Dr. Sri Wahyuni, M.Pd
Anak usia dini yang sudah lancar membaca tentu membuat orangtua dan gurunya bangga. Selain memudahkan anak menyerap segala informasi tertulis, kemampuan membaca juga meningkatkan kepercayaan dirinya. Karena kemampuan ini sangat penting, sudah sewajarnya kita membimbing anak membaca sejak dini, sesuai usia dan perkembangan otaknya. 

Buku ini memudahkan Anda mengajarkan membaca kepada anak-anak usia dini melalui teknik sorogan dan metode suku kata bola salju. Sudah diujicobakan kepada balita dan murid usia sekolah dengan hasil memuaskan. Cara ini bukan saja terbukti cepat dan efektif, tapi juga membuat proses belajar membaca lebih menyenangkan! Setiap selesai belajar, hadiahi anak Anda dengan kebebasan mewarnai beraneka gambar lucu dalam buku ini. Mari kita bimbing anak usia dini belajar membaca dengan cara yang tepat dan menyenangkan--cara Cepat Bisa Baca!



www.mediabuku.com

Boxset Malcolm Gladwell

by: Malcolm Gladwell
Boxset ini berisi 4 buku best-seller yang ditulis oleh Malcolm Gladwell:

(1) Outlier
Menyajikan tentang rahasia sukses ditilik dari sudut pandang tanggal lahir, kaidah keuletan untuk bertahan 10.000 jam, tahun kelahiran yang "pas", dll.

(2) Blink
Menceritakan tentang orang-orang yang memiliki keahlian berkat pengalaman bertahun-tahun sehingga cukup dalam sekedipan mata mereka bisa mengetahui apakah suatu barang palsu atau tidak, bisa merasakan kripik apa buatan pabrik mana, dll.

(3) What the Dog Saw
Mengungkapkan tentang orang-orang yang memiliki keahlian khusus, misalnya misalnya pawang anjing, salesman yang berhasil mencapai penjualan yang luar biasa. Selain itu juga menceritakan tentang orang-orang yang "terlambat" sukses alias mencapai sukses setelah usia paroh baya, dll.

(4) Tipping Point
Mengisahkan tentang bagaimana suatu kejadian bisa dipicu oleh hal-hal kecil yang tak terduga.


www.mediabuku.com

Face Art : Ilusi 1.000 Wajah

by: Yoyok Budiman
Sudah sejak zaman dahulu manusia mengenal seni tata rias, yang bahkan mungkin lebih sering diterapkan pada kaum lelaki ketimbang kaum perempuan. Hingga saat ini, seni menggambari wajah dan tubuh dengan bahan pewarna alami, seperti lumpur, kapur, getah tumbuh-tumbuhan, juga buah dan dedaunan, bahkan masih banyak diterapkan dalam berbagai upacara dan perayaan adat suku-suku di Afrika, Australia, juga Asia, termasuk Indonesia.

Dalam kehidupan modern, tata rias wajah sudah menjadi bagian penting dari kehidupan seorang perempuan. Sebenarnya, seni ini tetap merupakan kegiatan menggambar yang sangat mendasar, dengan permainan tarikan garis serta polesan dan sapuan warna pada wajah seseorang untuk menciptakan ilusi tak terbatas yang secara visual menghasilkan kesan anggun, romatis, karismatik, atau bahkan sensual penuh pesona.

Buku ilustrasi ini akan mendorong dan memacu keberanian Anda, terutama kaum perempuan, dalam mengekspresikan kreativitas untuk mempercantik diri melalui kegiatan merias wajah. Ada banyak gaya riasan di dalamnya, termasuk sejumlah gaya make-up panggung yang dapat Anda terapkan atau jadikan sumber ide jika Anda bergerak dalam bidang salon kecantikan, pemotretan mode, dan seni pertunjukan, baik modern maupun tradisional.


www.mediabuku.com

Minggu, 05 Desember 2010

[resensi buku] Guardians Of Ga\\\'hoole #1 : The Capture

@htanzil, bukuygkubaca.blogspot.com

Burung hantu identik dengan hal-hal yang menyeramkan, mungkin karena jenis burung ini hanya beraktifitas di malam hari dengan suaranya yang menyeramkan bagaikan hantu tak heran burung ini muncul di kisah-kisah horror, penyihir, atau kisah-kisah seram lainnya. Beberapa film atau drama horror tak jarang menggunakan burung hantu dan memperdengarkan suaranya agar menimbulkan kesan mistis dan seram pada adegannya.

Kita tentu masih ingat bagaimana sebuah acara TV "The Master" menampilkan sosok magician fakir Master Limbad yang selalu tampil dengan tata panggung dan rias wajah yang seram bersama burung hantunya. Namun tak jarang sosok burung hantu juga muncul dalam bentuk yang lebih bersahabat seperti dalam Buku dan film Harry Potter yang menghadirkan burung hantu sebagai burung pengantar surat bagi para murid-murid penyihir Howgart

Demikian pula dalam novel fantasi Guardians of Ga'Hoole, sebuah kisah fabel burung hantu karya Kathryn Lasky yang sama sekali jauh dari kesan menyeramkan. Di novelnya ini alih-alih menampilkan sosok burung hantu yang seram Lansky mencoba menjadikan burung hantu sebagai burung yang cerdas, bijaksana, dan suka menolong. Apakah Lasky terlalu mengada-ngada? Tentu saja tidak karena ternyata menurut kepercayaan orang Yunani burung hantu itu melambangkan kebijaksanaan dan sifat penolong.

Buku ini merupakan seri pertama dari ke enambelas judul seri Guardians of Ga'Hoole. Di buku pertamanya ini dikisahkan seekor burung hantu Barn yang masih berusia tiga minggu bernama Soren. Saat kedua orang tuanya pergi berburu Soren terjatuh dari sarangnya. Soren tak bisa selain mengunggu pertolongan dari orang tuanya atau saudara-saudaranya. Malangnya ketika ia menunggu pertolongan tiba-tiba seekor burung hantu membawanya terbang ke sebuah tempat yang merupakan sebuah tebing yang tinggi, saat itu barulah ia sadar bahwa dirinya diculik.

Oleh burung hantu itu Soren dibawa ke sebuah tempat yang bernama St Aegolius, sekolah untuk burung hantu yatim piatu. Di tempat itu sudah terdapat ratusan anak-anak burung hantu yang diculik dan dididik dengan keras untuk sebuah tujuan tertentu. Mereka diharuskan patuh pada para gurunya, bekerja sesuai dengan yang diperintahkan dan harus mengikuti sesi pembingungan dimana anak-anak burung hantu harus berbaris dan tidur dibawah pancaran bulan purnama. Dengan demikian anak-anak burung hantu itu akan bertindak diluar kebiasaan burung hantu pada umumnya, lupa akan jati dirinya dan tidak memiliki keinginan untuk kabur dari St Aegolius.

Untungnya di tempat itu Soren bertemu dengan Gylfie, seekor burung hantu Peri yang cerdas, ia sadar bahwa semua anak-anak burung hantu yang tertidur di bawah pancaran sinar bulan purnama akan mengalami pembingungan. Selain itu mereka juga dibuat kehilangan jati diri mereka dengan menganti nama mereka dengan nomor. Dan yang lebih keji ada suatu masa dimana para anak-anak burung hantu itu diperintahkan untuk tidur terlentang dan sekelompok kelelawar datang untuk menghisap darah mereka dengan demikian anak-anak burung hantu itu akan kekurangan darah sehingga membuat bulu terbang mereka layu dan mati dengan demikian keinginan untuk kabur pun lenyap.

Karena Gylfie sudah berada di tempat itu lebih awal daripada Soren maka iapun memberitahukan semua itu pada Soren sehingga mereka berdua berusaha untuk mengamati apa yang sebenarnya sedang terjadi dan berusaha untuk menghindari sesi pembingungan setiap malamnya. Akhirnya diketahui bahwa tujuan para penculik itu adalah untuk menguasai kerajaan burung hantu. Maka sambil menunggu bulu-bulu terbang Soren berkembang dengan sempurna mereka merencanakan untuk kabur dari St. Aegolius.

Akhirnya dengan bantuan seekor burung hantu bernama Grimble yang juga terhindar dari proses pembingungan Soren dan Gylfie diajari cara terbang olehnya. Soren dan Gylfie akhirnya bisa terbang dan lolos dari kejaran para burung hantu St. Aegolius walau hal itu harus ditebus oleh nyawa Grimble yang tewas demi lolosnya Soren dan Gylfie.

Kaburnya Soren dan Gylfie bukan akhir dari segalanya, setelah berhasil kabur mereka berdua berusaha mencari keluarganya terlebih dahulu. Dalam pencariannya mereka bertemu dengan Twilight dan Digger, dua ekor burung hantu yang juga pelarian dari St. Aegolius. Hal ini menjadi titik awal dari petualangan mereka untuk menyelamatkan kerajaan burung hantu dari niat jahat burung hantu. St. Aegoluis.

Sebelum mereka sampai pada tujuan itu, Soren dan kawan-kawannya berniat untuk terbang menuju tempat dimana Pohon Ga'Hoole Agung tumbuh, tempat dimana hidup sebuah Legenda tentang para kasatria burung hantu yang akan terbang setiap malam untuk melaksanakan tugas-tugas mulia untuk menjaga kerajaan burung hantu dari niat jahat musuh-musuh mereka.

Sebagai kisah fantasi remaja, dengan bijak Kathyrn Lasky menyisipkan beberapa pelajaran moral bagi pembacanya, misalnya dalam hal toleransi, Lasky menghidupkan tokoh Mrs. P , seekor ular buta yang menjadi pelayan sarang burung hantu di keluarga Soren. Ini adalah hal yang tidak umum bagi keluarga burung hantu karena ular adalah makanan burung hantu. Namun walau Mrs. P adalah seekor ular dan menjadi pelayan sarang, Soren dan keluarga memperlakukan Mrs. P dengan hormat bahkan untuk menjaga perasaan Mrs. P Soren dan keluarganya pantang makan ular.

Lasky juga mengajak pembacanya untuk meneladani tokoh Gylfie yang sangat setia kawan, ketika masih terperangkap di St. Aegoluis Gylfie dengan sabar menunggu Soren tumbuh bulu-bulu terbangnya agar bisa melarikan diri bersama, padahal kalau mau Gylfie bisa lebih dulu terbang dan meninggalkan Soren. Lalu ada kisah pula bagaimana Grimble memberi motivasi dan keyakinan pada Soren dan Gylfie kalau mereka sesungguhnya sudah bisa terbang.

Selain beberapa pelajaran moral yang bisa diperoleh di novel ini, karena novel ini berasal dari riset serius Lasky yang tadinya hendak membuat buku non fiksi tentang burung hantu maka dalam novelnya ini ia menyajikan berbagai pengetahuan tentang burung hantu seperti jenis-jenis burung hantu seperti burung hantu Peri, burung hantu Barn, burung hantu hitam, dan yang unik adalah burung hantu Digger atau burung hantu penggali yang menggali lubang di tanah sebagai sarangnya. Selain itu pembaca juga akan diajak memahami karakter, perilaku dan perkembangan fisik burung hantu semenjak menetas, hingga ia cukup dewasa untuk bisa terbang dan berburu makanan.

Kisah yang seru, perilaku dan karakter burung hantu, dan nilai moral yang terdapat dalam kisah ini ini dipadu sedemikian rupa sehingga mampu memikat pembacanya untuk terus membaca petualangan para tokoh-tokohnya. Tak heran jika novel ini tampaknya diapresiasi dengan baik oleh pembacanya dan menjadi International Bestselling Series, hal ini pula yang membuat Lasky dengan tekun meneruskan seri burung hantu Ga'hoole ini hingga 16 seri yang terbit dua judul setiap tahunnya. Mungkin ini pula yang menjadi alasan Warner Bross untuk mengadaptasi kisah legenda Ga'ahoole ini dalam bentuk film yg berjudul "Legend of The Guardians : The Owl of Ga'hoole". Film tersebut merupakan gabungan dari tiga judul awal seri ini yaitu The Capture, The Journey, dan The Rescue

Dengan banyaknya hal-hal positif yang bisa didapat pembaca dalam novel ini semoga pembaca fiksi fantasi tanah air juga khususnya para pembaca remaja kita dapat mengapresiasi novel berseri ini dengan baik sehingga penerbit Kubika dapat terus termotivasi untuk konsisten menerbitkan ke 16 judul dari seri Guardians of Ga'hoole ini.

@htanzil


www.mediabuku.com