by: Yudhi AW
"Hidup dan pati ada dalam genggaman Ilahi. Takdir adalah kepastian, tapi hidup harus tetap berjalan. Proses kehidupan adalah hakikat, sementara hasil akhir hanyalah syariat. Gusti Allah akan menilai ketulusan perjuangan manusia, bukan hasil akhirnya. Kalaupun harus menjumpai kematian, itu artinya mati syahid di jalan Tuhan."
* * *
Perang Diponegoro berkobar! Kaum ulama dan umara bersatu memanggul senjata demi satu tujuan: membangun pemerintahan berdasarkan syariat Islam, melepaskan diri dari cengkeraman londo kafir.
Tak tanggung-tanggung, Gubernur Jenderal De Kock menarik seluruh pasukan yang berada di luar Jawa, memperkuat barisan demi menumpas pemberontakan Diponegoro. Taktik stelsel benteng pun diterapkan. Namun, Diponegoro tak mampu dilumpuhkan. Sementara, biaya yang dikeluarkan dalam Perang Jawa ini menguras kas pemerintah Hindia Belanda.
Belanda di ambang kebangkrutan
.
Ketika segala upaya telah dikerahkan. Ketika segenap dana telah dikucurkan. Ketika seluruh serdadu telah dikorbankan, sementara kemenangan tak jua didapatkan, maka hanya ada satu cara: menggadaikan sikap kesatria. Dan, itulah yang dilakukan Gubernur Jenderal: menangkap Diponegoro di meja perundingan.
Heroik, tragis, dan dramatis. Inilah novel sejarah super cerdas yang akan membakar nasionalisme Anda, mengingatkan kembali pada sikap kepahlawanan dan kekuatan kepribadian dan prinsip hidupnya, yang dipentaskan para leluhur kita.
Novel ini sangat kaya ilham, inspiratif, mengalir deras begitu terang menghunjam jiwa-jiwa pewaris negeri ini
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar