Kamis, 29 Juli 2010

[resensi buku] Aksi Akitada, Detektif dari Jepang

Truly Rudiono, http://www.facebook.com/note.php?note_id=452187527278

"Pasti mereka membawanya ke Rashoman"
Rashoman!
Tora menggigil 

Rashoman adalah pintu gerbang besar di selatan ibu kota. Semua orang tahu bahwa kalangan miskin yang tidak sanggup mengupayakan pemakaman, meninggalkan mayat di sana. Pihak yang berwenang akan mengumpulkannya untuk kemudian membakarnya bersama mayat-mayat yang lain. Oleh karenanya selain penjahat, tidak ada seorang pun yang datang setelah malam.

Seri ini mengisahkan tentang Sugawara Akitada yang berasal dari keluarga bangsawan namun hanya menjabat sebagai pejabat rendahan di Kementerian Kehakiman. Kode yang ketat dan struktur sosial Kuno Jepang membuat Akitada harus super berhati-hati dalam melakukan penyelidikan. Sopan santun dan kehormatan membuat ia harus berpikir dua kali jika ingin bertindak agar tidak menyinggung pihak-pihak tertentu kedua hal tersebut menjadi bumbu menarik dalam novel misteri ini.

Selama penyelidikan Akitada dibantu oleh Tora. Tora yang kebetulan adalah rakyat biasa, mampu melakukan penyelidikan ke tempat-tepat yang tak mungkin didatangi oleh Akitada. Sehingga Akitada bisa memperoleh info yang sangat membantu proses penyelidikannya. Selain itu, masih ada Seimei yang bertindak sebagai pelayan pribadinya. Seimei yang mengenal Akitada sejak kecil kadang sering menjengkelkan Akitada dengan kepatuhannya akan adat istiadat.

Bermula dari permintaan bantuan Profesor Hirata dari Universitas Imperial, seseorang yang dianggapnya orang tua , untuk menyelidiki sebuah kasus yang dapat memalukan nama Universitas Kekaisaran yang juga almamaternya. Bagi Akitada ini bisa dianggap sebagai selingan dari pekerjaannya yang menjemukan.

Salah satu kolega sang profesor mengalami pemerasan, sang profesor tanpa sengaja menemukan surat berisi pemerasan. Guna menyelidiki kasus tersebut, Akitada menyamar sebagai asisten Profesor Hirata di Universitas Kekaisaran. Ternyata dunia akademis di Universitas kekaisaranl penuh dengan gosip dan persaingan kecil antar sesama pengajar. Tanpa bisa menolak, Akitada ikut terseret dalam arus persaingan tersebut.

Masalahnya ternyata tidak sesederhana yang dikira Akitada. Kasus awal yang dirasa sepela ternyata kian berkembang seiring dengan ditemukannya seorang wanita muda yang semula adalah murid salah satu guru. Perhatian Akitada segera teralihkan dari kasus pemerasan ke pembunuhan wanita muda, ditambah dengan menghilanganya secara misterius kakek seorang siswa

Seperti umumnya buku dengan nuansa Jepang, dalam buku ini juga diselipkan kalimat kiasan bermakna dalam. Misalnya saja kalimat "Tetesan embun terbesarlah yang selalu pertama kali terjatuh dari daun" , " Jangan menghina orang yang kau mintai bantuannya. Hina dia setelah kau mendapatkan yang kau inginkan", "Kecebong hanya bisa berubah menjadi katak", serta "Jika kau mengejar dua kelinci, kau akan kehilangan keduanya" 

Kita juga bisa mendapat tambahan infomasi mengenai kehidupan disana. Misalnya saja sebutan kelinci merupakan sebutan bagi seorang mahasiswa yang membantu juru masak. Bahwa Obi yang sepertinya sederhana ternyata terdiri dari berbagai macam bahan yang tentunya akan berpengaruh pada harga jual.

Pada awalnya cerita memang berkesan datar, namun kian kebelakang kian seru. Pemilihan huruf yang digunakan sebenarnya membuat mata tidak nyaman karena berkesan kecil dan tipis-tipis. Selain itu ada berapa terjemahan yang seakan dipaksakan, tidak pas. Misalnya saja kalimat di halaman 98, " ...sekarang sudah berterima bagi kaisar dan konselor"

Kekurangan yang ada bisa ditutupi dengan karikatur khas yang marik. Selain digambarkan dengan menggunakan pakaian Jepang, penggambarannya sangat cocok dengan kejadian yang sedang berlangsung.

Ingrid J Parker sang penulis memenangkan penghargaan "Private Eye Writers" dari America Shamus Award untuk Best P. I. Short Story ditahun 2000 untuk bukunya "Akitada''s First Case", yang diterbitkan pada tahun 1999. Hingga saat ini dia masih menulis untuk Alfred Hitchcock's Mystery Magazine. Kontak resminya di Heianmys@aol.com, sedangkan situs resminya di http://www.ijparker.com/.

Kemampuannya mengolah sebuah kisah misteri yang dilatar belakangi kebudayaan Jepang mampu membawa pembacanya seakan berada di abad kesebelas. Gambar yang disajikan kian membawa nuansa Jepang ke alam pikiran para pembaca.

Satu hal yang langsung menarik minat saya saat membuka lembatpertama buku ini, yaitu penjabaran mengenai tokoh yang ada mengingatkan saya akan buku-buku Agatha Christie dan S. Mara Gd. Disebutkan mengenai tokoh yang terkait kasus, lengkap dengan perannya dalam buku ini. Misalnya Tamako , putri Hirata. Sehingga sebelum membaca kita bisa mendapat gambaran mengenai para tokoh, saat membaca bisa kian menikmati keseluruhan cerita.

Seri ini sudah diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Judul lengkapnya adalah :
The Dragon Scroll 
Rashomon Gate 
Black Arrow
Island of Exiles
The Hell Screen
The Convict''s Sword

Bagi penggemar kisah petualangan Sugara Akitada, jangan lupa mengunjungi http://sugawaraakitada.blogspot.com/ yang merupakan situs resmi bagi komunitas pembaca kisah-kisah Petualangan Sugawara Akitada. 

Buat mereka yang menyukai cerita detektif, buku ini menawarkan sebuah kisah detektif yang tidak biasa. 

Buat mereka yang menyukai novel ala Jepang, buku ini layak dikoleksi.


www.mediabuku.com

Rabu, 28 Juli 2010

[artikel dinamika] Sutradara Paparkan Isi Cerita di Video \\\'Legend of the Guardians: The Owls of Ga\\\'Hoole\\\'

www.wowkeren.mobi, 10 June 2010

Zack Snyder dan istrinya yang juga produser film ini, Debbie Snyder, mengungkapkan jalan cerita dan para burung hantu yang berbeda yang muncul di cuplikan itu.

"Legend of the Guardians" merupakan kisah luar biasa yang hampir mirip seperti "Lord of the Rings", setidaknya itu menurut sutradara film "Legend of the Guardians: The Owls of Ga''Hoole", Zack Snyder. Hal itu diungkapkannya dalam video behind-the-scene yang telah dirilis studio Warner Bros. Pictures. 

Di video tersebut, Zack dan istrinya yang juga produser "Legend of the Guardians: The Owls of Ga''Hoole", Deborah Snyder, membicarakan tentang jalan cerita utama film ini. Mereka juga memperkenalkan beberapa nama burung hantu yang muncul di cuplikan film itu. 

Film "Legend of the Guardians: The Owls of Ga''Hoole" menceritakan tentang petualangan Soren, seekor burung hantu muda yang terpikat dengan cerita ayahnya tentang Guardians of Ga''Hoole, sekelompok pejuang bersayap yang pernah terlibat pertempuran hebat untuk menyelamatkan para burung hantu dari si jahat Pure Ones. 

Sementara Soren selalu bermimpi untuk bisa menjadi salah satu pejuang hebat itu, saudaranya, Kludd, yang iri mengejek dan mendorong Soren keluar dari rumah mereka yang hangat. Akan tetapi, bukan hanya Soren yang terjatuh, Kludd juga ikut terjatuh. Malangnya, kedua burung hantu muda ini jatuh dalam cengkeraman Pure Ones. 

Kini semuanya bergantung pada Soren apakah ia cukup berani untuk kabur dari Pure Ones. Dengan dibantu beberapa burung hantu muda, Soren melakukan petualangan panjang untuk mencari Great Tree, rumah dari para pejuang legenda Guardians of Ga''Hoole. Para pejuang itu adalah satu-satunya harapan Soren untuk mengalahkan Pure Ones dan menyelamatkan kerajaan burung hantu. 

Film "Legend of the Guardians: The Owls of Ga''Hoole" yang dibuat dalam format tiga dimensi ini diadaptasi dari serial buku laris karya Kathryn Lasky. Film animasi yang bakal tayang September ini diisi suaranya oleh Sam Neill, Geoffrey Rush, Hugo Weaving, Jim Sturgess dan Emilie de Ravin. 

Berikut ini video behind-the-scene "Legend of the Guardians: The Owls of Ga''Hoole": 

----

Buku terkait: http://dinamikaebooks.com/details.php?view=6378

www.mediabuku.com

Jumat, 23 Juli 2010

The Capture (Guardians of Ga'Hoole)

by: Kathryn Lasky
Soren dilahirkan di Hutan Tyto, tempat tinggal Burung Hantu Barn yang selama ribuan tahun hidup dalam damai.

Saat masih belum bisa terbang, Soren diculik dan dibawa ke tempat yang bernama Sekolah untuk Burung Hantu Yatim Piatu. Di tempat itu terdapat ribuan anak Burung Hantu yang menjadi korban penculikan.

Soren menyadari niat jahat pimpinan sekolah itu. Kedamaian dunia Burung Hantu terancam. Di tempat yang menakutkan itu Soren bertekad untuk tetap bertahan, walau tidak tidur berhari-hari, banyaknya peraturan serta hukuman yang dia terima.

Bersama sahabat barunya – Gylfie – dia berusaha meloloskan diri demi mencari keluarganya dan melindungi dunia burung hantu dari bahaya yang mengancam.

Dan dimulailah petualangan yang menegangkan sekaligus menakjubkan...


www.mediabuku.com

Kamis, 22 Juli 2010

Kuliah Gratis di Luar Negeri

by: Reny Y
Siapa bilang kuliah di luar negeri harus mengeluarkan duit banyak? Kita bahkan bisa menyelesaikan kuliah di luar negeri secara GRATIS. Banyak sekali kesempatan kuliah di mancanegara yang bisa diperoleh melalui beasiswa. Dengan buku ini di tangan, kamu akan mengetahui berbagai kiat jitu untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri.

Dengan buku ini kamu juga akan mengetahui:
* Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam rangka mengajukan beasiswa.
* Langkah-langkah membuat esai/surat motivasi, surat rekomendasi, proposal penelitian, dan curriculum vitae.
* Ragam beasiswa ke Amerika, Eropa, Australia, Timur Tengah, dan Jepang.
* Alamat institusi-institusi pemberi beasiswa beserta kedutaan besar masing-masing.
* Perihal culture shock dan cara-cara mengatasinya.
* Dll.

Dengan buku ini kamu akan tahu bahwa KULIAH GRATIS di luar negeri bukanlah suatu hal yang mustahil. Kamu akan dipandu untuk mendapatkan beasiswa kuliah di luar negeri sesuai dengan yang kamu inginkan, langkah demi langkah. Segeralah manfaatkan peluang guna meraih masa depan yang cemerlang!


www.mediabuku.com

Minggu, 18 Juli 2010

[resensi buku] Satu Peluru Untuk Vicky Rai, Khallas!

Rini Nurul Badariah, rinurbad.multiply.com

Masa lalu punya kebiasaan jelek, yakni menyusulmu pada saat tak terduga. [hal. 258]

Kasta berlaku dalam segala segi kehidupan, bahkan ketika seseorang kehilangan nyawa. Bila yang tewas adalah orang papa, kematiannya dianggap kejadian biasa dan akan cepat dilupakan. Tetapi tidak jika sang korban adalah ''seseorang'' seperti Vicky Rai, putra Menteri Dalam Negeri India, Jagannath Rai, yang kemudian menyeret enam orang tersangka dengan beraneka motif.

Sepak terjang Vicky Rai, yang membuatnya tergolong sosok memuakkan bagi banyak lapisan masyarakat, didukung oleh sang ayah yang senantiasa memanfaatkan setiap celah guna menyalahgunakan kekuasaan. Jagannath Rai bukan hanya buas di kancah politik, tetapi juga tersohor sebagai bos mafia. 

Ketukan palu hakim yang membebaskan Vicky dari jerat hukum atas pembunuhan Ruby Gill, seorang pramuniaga yang mengembuskan napas terakhir hanya karena tidak mau memberikan pria itu minuman, membuat geram banyak orang. Toh, masyarakat - termasuk kolomnis Arun Advani - pun merasa berkepentingan untuk mengulik dan menyidik pelaku pembunuhan si playboy.

Satu demi satu jalan hidup para tersangka dikuak, bagaikan bawang yang dikuliti sedikit demi sedikit. Kelihaian Vikas Swarup, penulis kelahiran Allahabad yang berprofesi diplomat, ini menjadikan alur yang panjang dan dipaparkan bergantian dari karakter ke karakter membuat pupil mata membesar menyimak setiap alineanya, sedangkan tangan sukar berhenti membalik halaman. 

Semua hiburan dewasa ini sudah direncanakan sebelumnya. Perang sekalipun. Tidak heran kematian juga kehilangan kemampuannya untuk menggerakkan hati kita. [hal. 504]

Melalui kacamata Shabnam Saxena, seorang aktris Bollywood yang menjadi idaman para pria India, kita mengecap berbagai sudut dunia hiburan. Shabnam yang terusir dari keluarga lantaran tidak mematuhi orangtua untuk menikah segera, dan malah melarikan diri untuk berkarier di Mumbai, sering merasa kesepian pada hari-hari tertentu. Hatinya tergedor oleh surat seorang gadis miskin, Ram Dulari, yang kemudian diboyongnya tinggal bersama. Kisah Shabnam ini cocok secara aktual untuk disimak guna mempelajari sensitifnya sebuah kepercayaan, ditambah kasus video porno yang membuat sang aktris tersandung dan terancam tamat kariernya. Tak pelak, riset sang penulis agaknya cukup dengan menoleh pada istri tercinta, Aparna, yang pelakon layar perak.

Kecermatan dan kekayaan novel ini mengemuka kala Swarup menghadirkan karakter tersangka lain, Eketi dari Andaman Kecil. Misinya sederhana ketika meninggalkan kediamannya, mencari ingetayi yakni sebentuk batu berharga yang dibawa pergi orang dan diyakini akan membahayakan keselamatan sukunya. Eketi yang hitam dan asing terlunta-lunta di India dengan kepolosannya menggenggam identitas palsu, tercengang oleh peradaban canggih, sekaligus resah karena rencananya bukan hanya sulit diwujudkan, tetapi berbelok jauh dan berputar-putar. Dengan cerdik, Swarup menciptakan jalinan dengan karakter lain. Siapakah dia? Silakan cari tahu sendiri.

Masih dengan teknik cerita yang luar biasa, Swarup memunculkan birokrat korup bernama Mohan Kumar. Setelah menghadiri sebuah acara pemanggilan arwah yang dianggapnya konyol semata untuk menyenangkan wanita simpanannya, mantan pejabat yang mengalami post power syndrome ini kerasukan. Sebentar-sebentar ia menyebut dirinya Gandhi, berperilaku seratus delapan puluh derajat yang membuat istri dan para bawahannya bahagia. Episode Mohan yang sempat diasumsikan menderita kepribadian ganda, mondar-mandir menjadi sosok budiman yang mulia dan pria pemberang yang rakus akan membuat pembaca tergelak-gelak. Sebut saja ketika Mohan menuduh seorang perwakilan sebuah sekolah menarik rekeningnya secara ilegal untuk amal. Tentu saja serpihan budaya tidak ketinggalan, di antaranya kala Mohan yang ''dirasuki'' Gandhi mendemo bioskop sebab memutar film-film panas.

Karakter Mohan ini terkait pada seorang bernama Brijlal, sopir pribadinya yang sangat setia sampai-sampai ia ikut pensiun dini meski masa kerjanya masih panjang saat Mohan lengser. Loyalitasnya bukan tanpa alasan. Brijlal mengidamkan pernikahan meriah untuk putrinya, dengan sokongan dana berikut kehormatan keluarga majikannya, sehingga ia dapat menepuk dada di kalangan yang satu kasta. 

Dendam tidak punya tanggal kedaluwarsa. [hal. 630]

Bagaimana seorang pria Amerika dapat terseret dalam jalinan ruwet ini? Larry Page, lelaki setampan Michael J. Fox yang kerap dikelirukan orang sebagai pencipta Google, membawa cita-cita romantis menemukan calon istrinya di India. Ternyata pengirim surat yang telah meminta uang muka guna persiapan pernikahan itu sukar dilacak. Larry terjerembab dalam keseharian rakyat India yang membuatnya ternganga-nganga, sampai akhirnya ia beradaptasi dan bahkan memperoleh pekerjaan di sana. Pada satu titik mencekam, ia berjumpa secara tidak menyenangkan dengan Vicky Rai. Potret ini menampilkan sisi kelam upaya mencari jodoh via korespondensi, ditambah dunia kerja di India yang konon mudah bagi mereka yang cakap berbahasa Inggris.

Masih ada lagi Munna Mobile, spesialis pencuri sandal dan sepatu yang ''naik derajat'' menjadi maling ponsel. Merk-merk ponsel yang disebut dalam novel ini tergolong lama, mengindikasikan bahwa Six Suspects berlatar waktu tahun 90-an walaupun isu yang dikemasnya tidak aus karena itu. Penerjemahan yang lincah, penyuntingan yang cermat, dan gaya tutur Swarup sendiri yang bak angin berkesiur lagi enak diikuti menjadikan paruhan cerita Munna Mobile, yang berangkat dari jatuh-bangun orang tak berpunya di India dengan mimpi setinggi bintang kejora, mengundang senyum, kerut prihatin dan kepedihan. Ada cinta Munna untuk Ritu, gadis kaya yang tidak pongah sama sekali, juga untuk adik angkatnya, Champi yang dikenal sebagai Wajah Bhopal lantaran raut mukanya rusak berat oleh tragedi gas tahun 1984 yang mengharuskan para korban berunjuk rasa meminta pertanggungjawaban sebuah perusahaan besar. Apakah ada campur tangan Vicky dan Jagannath Rai di situ? 

Jangan lewatkan konflik menarik kala penasihat spiritual Jagannath harus melarikan diri ke luar negeri karena ditengarai melecehkan beberapa pengikut wanita secara seksual. Hasilnya berupa sebuah fiksi thriller bernuansa pembunuhan yang penuh citarasa. Di dalamnya terkandung ungkapan-ungkapan berbahasa Urdu, Pashto dan Hindi, meliputi syair romantis yang digunakan untuk merayu kekasih sampai obrolan sehari-hari seperti Pao lagu: Saya sentuh kaki Anda (tanda penghormatan kepada orang yang lebih tua) dan zerrgay [bahasa Pashto untuk ''sayang'']. Bertebaran pula analogi-analogi khas semisal ''sama menariknya dengan menonton rumput tumbuh'' yang berarti ''amat membosankan'', ''sejernih lumpur'' untuk menyatakan ''sukar dipahami'' dan ''Saat kau merapikan ranjangmu, kau harus menidurinya'' yang bermakna ''Kau harus menanggung konsekuensi dari tindakanmu''. 

Bagi saya, investigasi yang sarat dalam setiap bab Six Suspects tetap memukau dikarenakan menggunakan sudut pandang non detektif. Mengorek politik, sosial, budaya, dengan penceritaan yang bening dan tidak membuat otak letih sehingga karya Swarup yang telah diterjemahkan dalam 24 bahasa ini, termasuk Korea, amat pantas disemati lima bintang.

Catatan: Khallas dalam bahasa Arab, juga Hindi, berarti ''Selesai!'' [lihat http://www.grapeshisha.com/culture/inshallah.html] Ini adalah perkataan salah satu karakter ketika menetapkan hati untuk membunuh Vicky Rai.


www.mediabuku.com

Six Suspects: Pembunuhan Pun Mengenal Kasta

by: Vikas Swarup
Tujuh tahun lalu, Vivek "Vicky" Rai, seorang playboy putra sang Menteri Dalam Negeri, membunuh Ruby Gill di sebuah restoran mewah di New Delhi. Alasan Vicky sederhana: gadis pelayan itu menolak menyajikan minuman untuknya. Kini, Vicky Rai mati, terbunuh dalam sebuah pesta perayaan kebebasannya. Polisi mulai mengusut perkara ini dan menyelidiki semua tamu yang hadir di sana. Ternyata, enam orang tamu membawa senjata dalam pesta itu! 
 
Arun Advani, seorang jurnalis investigasi, mengungkap enam orang tersangka dalam kasus ini: seorang birokrat korup, seorang turis asal Amerika, seorang pemuda dari suku pedalaman, seorang artis Bollywood, seorang pencuri ponsel, dan seorang politisi ambisius. Semua berpeluang dan mempunyai alasan untuk membunuh sang playboy. 
 
Misteri pembunuhan ini terus bergulir. Para penyidik dan Arun Advani harus bergelut dengan fakta dan kejadian yang mengejutkan!


www.mediabuku.com

Jumat, 16 Juli 2010

[resensi buku] Surat Kepada Setan

Noval Maliki, novalmaliki.blogspot.com

Bagi penikmat sastra, baik sebagai pelaku, pemerhati, maupun sekedar sambil lalu, nama Putu Wijaya tentunya sudah akrab ditelinga. Maklum, pria kelahiran Tabanan Bali ini telah menulis tidak kurang 30 novel, 40 naskah drama, sekitar seribu cerpen, ratusan esai, artikel lepas dan kritik drama. 

Selain sebagai sastrawan, jejaknya sebagai dramawan telah terukir sejak 1971 sebagai pemimpin teater Mandiri dan telah mementaskan puluhan lakon baik di dalam maupun luar negeri.

Tulisan-tulisannya yang tersebar dalam berbagai karya, menunjukkan dengan gamblang kalibernya sebagai seorang penulis-sastrawan, pun kepedulian sosok, yang selalu bertopi putih, ini atas segala fenomena dan problematika lingkungan sosial disekitarnya. Melalui tulisan-tulisannya ia bukan sekedar melakukan refleksi atas segala fenomena yang terawasi, tetapi juga melancarkan kritikan-kritikan tersamar melalui tokoh-tokoh dalam tulisan tersebut.

Klop merupakan buku terbaru Putu yang menyiratkan kegelisahan serupa. Berisi kumpulan dua puluh cerpen karya Putu Wijaya yang di tulis dalam rentang waktu antara 1997 hingga 2008. Berisikan cerita satirikal dengan beragam isu mulai dari nasionalisme, krisis sosial politik, hingga "pemberontakan"nya atas konsepsi umum. Salah satu dari cerita yang ditulisnya adalah Surat Kepada Setan.

Manusia dan Setan 

Surat kepada setan mengisahkan tentang manusia yang selalu menyalahkan setan atas segala keburukan yang terjadi di dunia. Setan juga dianggap sebagai sumber malapetaka, yang membuat negeri ini terpuruk oleh berbagai musibah. Mulai dari krisis ekonomi, kegoncangan politik, separatisme, disintegrasi, hingga kenaikan harga sembako. (halaman. 99).

Manusia layaknya pengecut yang hanya bisa membenci, mengutuk, menghujat dari jauh, tanpa bisa berbuat apa-apa, karena tidak bisa mengalahkan setan. Kekalahan ini yang pada akhirnya membuat manusia harus berpikir ulang untuk merubah strategi, yang semula memusuhi dirubah dengan bergandengan tangan, bila perlu merangkul. Merangkul setan. 

Akhirnya manusia pun memutuskan untuk menulis surat kepada setan. Yang isinya mengajak rekonsiliasi kepada setan agar mau berdamai, dan bahu membahu bekerjasama dalam segala hal. 

Hari berganti demi hari bulan demi bulan terlewati , si manusia sabar menanti jawaban. Hingga akhirnya datanglah berita yang di tunggu-tunggu, sebuah surat untuknya. Sebuah jawaban dari setan yang berbunyi persis seperti yang ditulis si manusia kepada setan!

Dalam cerpen lainnya yang berjudul Setan, bahkan dikisahkan tentang setan yang sangat berhasrat menjadi manusia, dipicu oleh kecemburuanya atas segala perilaku manusia.

"aku malah tambah iri, bahkan sudah jadi dengki kepada manusia. Kenapa kami setan mesti selalu dibedakan dengan manusia? Mengapa kalau manusia mau menjai setan, kok, gampang amat. Asal mau kapan dan dimana saja, jreng-jreng-jreng jadi. Kalau tidak bisa, banyak gurunya. Bejibun contoh-contohnya yang bisa diteladani. Kursusnya juga berserakan ke seantero negeri. Bahkan, autodidak saja sudah bisa. Cukup dengan niat, dengan secuil kejahatan manusia sudah otomatis menjadi setan. Paling sedikit disebut setan. Tetapi, sebaliknya, mengapa kami-kami para setan untuk bisa jadi manusia kok alot men. Edan! Padahal segala yang terbaik dalam diri manusia aku bisa, mampu, bahkan dijamin lebih baik aku lakukan. Tetapi, kenapa sekali setan aku selamanya setan?". (halaman. 108)

Meski ditulis dalam cerpen dan waktu yang berbeda, Setan sepertinya jawaban atas segala yang dituduhkan kepadanya dari manusia dalam Surat Kepada Setan. Setan juga menyiratkan kebangkrutan moralitas manusia, yang membuat setan, simbol segala keburukan, pun merasa iri akan "prestasi" manusia yang melampaui setan. 

Kritik atas Manusia

Cerita pendek (cerpen) meski tidak sepanjang kisah dalam novel, namun tidak bisa diremehkan eksistensinya, baik sebagai sebuah karya sastra, ekspresi kegelisahan penulisnya maupun sebagai media kritik. Sebagai media kritik cerpen bahkan lebih efektif dibanding novel mengingat ceritanya yang panjang lebar dan membutuhkan waktu berjam-jam bagi pembaca untuk menyelesaikan jalinan ceritanya. Belum soal kemampuan abstraksi pembaca atas pesan yang dikandung di dalamnya.

Cerpen dengan cerita yang jauh lebih "sederhana" tentu saja lebih to the point dalam mengemukakan inti dari gagasan si penulis mengenai cerita tersebut. Sesuatu yang sulit, bukannya tidak mungkin, ditemukan dalam sebuah novel.

Setidaknya terdapat tiga hal yang menarik dari Klop. Pertama, buku ini berisi kumpulan cerpen yang "diproduksi" penulisnya dalam rentang waktu yang berbeda. Sehingga memungkinkannya untuk merefleksikan segala peristiwa yang beragam.

Kedua, dalam Klop, Putu seakan berusaha merekonstruksi, bahkan dekonstruksi, atas sikap manusia yang cenderung mengkambinghitamkan setan untuk segala sesuatu yang buruk. Pembalikan ini yang coba dilakukanya, bagaiamana persepsi setan sendiri tentang manusia? Hasilnya setanpun cemburu dengan manusia.

Ketiga, lazimnya penokohan dalam sebuah cerpen, sosok manusia biasa dihadirkan sebagai pemeran, namun dalam Klop, Putu mampu menjadikan apapun sebagai tokoh, hal ini kita temukan misalnya dalam Kembali, Konsep seperti tahun baru pun mampu ia hadirkan berdialog, menjadi lawan bicara manusia.


www.mediabuku.com

Klop

by: Putu Wijaya
Klop merupakan refleksi keprihatinan Putu Wijaya terhadap kondisi sosial negeri ini. Lewat cerpen-cerpennya yang segar dan menggelitik, kita akan menjumpai beragam kisah dan karakter, yang begitu dekat dalam keseharian kita, tetapi kerap luput dari perhatian. Bahkan, bisa jadi kisah kitalah yang tengah diceritakan oleh Putu Wijaya. 

"Jadi kamu membatalkan kecemburuanmu?" 

"Bukan!" 

"Lalu?" 

"Aku malah tambah iri. Sekarang iri bahkan sudah jadi dengki kepada manusia. Kenapa kami setan mesti selalu dibedakan dengan manusia? Mengapa kalau manusia mau menjadi setan kok gampang amat. Asal mau, kapan dan di mana saja, jreng-jreng-jreng jadi. Kalau tidak bisa, banyak gurunya. Bahkan, otodidak saja sudah bisa. Cukup dengan niat, dengan melakukan secuil kejahatan, manusia sudah otomatis menjadi setan. Paling sedikit disebut 'setan'. Tetapi sebaliknya, mengapa kami, para setan, untuk bisa jadi manusia kok alot men. Edan!" 


www.mediabuku.com

Kamis, 15 Juli 2010

Here, There Be Dragons (Imaginarium Geographica #1)

by: James A. Owen
Sebuah pembunuhan yang tidak biasa membawa kebersamaan ketiga orang asing, John, Jack, dan Charles, di malam yang hujan di London ketika perang dunia pertama berlangsung. Seorang pria kecil yang eksentrik bernama Bert memberitahu mereka kalau saat ini mereka merupakan penjaga dari Imaginarium Geographica – sebuah atlas dari semua pulau yang ada di mitos dan legenda, fabel dan dongeng. Pulau-pulau ini, klaim Bert, dapat dicapai dengan kapal Indigo Dragon – salah satu dari tujuh kapal yang mampu menyeberangi Frontier dari dunia ke dalam Kepulauan Mimpi.

Dikejar oleh makhluk-makhluk yang aneh dan menyeramkan, tiga sekawan itu melarikan diri dari London menuju Dragonship. Bepergian ke wilayah imajinasi itu sendiri, mereka harus belajar mengatasi rasa takut dan saling percaya satu sama lain jika mereka ingin mengalahkan kekuatan kegelapan yang mengancam nasib dua dunia. Dan dalam prosesnya, mereka akan berbagi petualangan besar yang dipenuhi dengan petunjuk-petunjuk yang mengarah pada wahyu yang mengejutkan yang didapat oleh seorang peramal legendaris bahwa ketiga pria ini nantinya akan menjadi orang-orang penting. 

Perjalanan mitos, sihir, dan misteri yang luar biasa, Here, There Be Dragons memperkenalkan James A. Owen sebagai bakat baru yang cemerlang


www.mediabuku.com

City of Ashes (The Mortal Instruments #2)

by: Cassandra Clare
Clary hanya ingin hidup normal kembali, tapi ia telanjur terlibat dengan para Pemburu Bayangan yang bertugas membantai iblis. Masalah semakin menjadi-jadi karena ibunya tidak bisa dibangunkan dan Clary tidak bisa berhenti mencintai Jace. Tentu saja ini menyakiti hati Simon, yang mendadak pergi ke sarang vampir seorang diri. Valentine pun datang lagi, kali ini untuk mengambil Pedang Mortal. Lagi-lagi dia menawari Jace untuk ikut dengannya. Ketika Jace diketahui telah pergi untuk menemui Valentine, akankah Clary tetap memercayainya? 

Dalam sekuel City of Bones ini, ketegangan menanjak dan konflik semakin tajam!


www.mediabuku.com

Selasa, 13 Juli 2010

Kumpulan Soal Ulangan Harian Kelas 4 SD

by: Tim Guru Kreatif
Pelaksanaan ulangan harian bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan. Bagus-tidaknya hasil ulangan harian akan memengaruhi keberhasilan siswa dalam menempuh ujian akhir semester maupun ujian nasional. Untuk membantu memudahkan siswa belajar dan berlatih mengerjakan soal, tentunya dibutuhkan buku kumpulan soal-soal.

Buku ini berisi soal-soal ulangan harian dari semua mata pelajaran SD kelas 4 yang disusun sesuai kurikulum. Soal-soal disusun secara sistematis per pokok bahasan dengan berbagai tipe soal dan tingkat kesulitan. Penyajiannya dibuat sederhana, tidak membosankan, dan sebagai pelengkap di akhir halaman disertakan pula kuci jawaban.

Ingin sukses menghadapi ulangan harian dan ujian akhir semester? Buku ini jawabannya!


www.mediabuku.com

Kamis, 08 Juli 2010

Frostbite (Vampire Academy #2)

by: Richelle Mead
Rose Hathaway memiliki masalah serius dengan cowok. Mentornya yang tampan, Dimitri, menyukai orang lain. Temannya, Mason, naksir berat padanya. Dan Rose terus-menerus terseret ke dalam pikiran Lissa saat sahabatnya itu sedang bermesraan dengan kekasihnya, Christian.

Kemudian, serangan besar-besaran Strigoi terhadap sebuah keluarga Moroi di dekat Akademi St. Vladimir menyebabkan sekolah itu berada dalam situasi siaga dan dipenuhi para pengawal—termasuk ibu Rose yang berwatak keras, Janine Hathaway. Pihak sekolah tidak mau mengambil risiko. Mereka memutuskan membawa para murid pergi liburan ski.

Namun, tempat liburan musim dingin yang megah di Idaho itu ternyata tidak sepenuhnya aman. Ketika tiga orang murid melarikan diri untuk melawan Strigoi yang mematikan, Rose terpaksa bekerja sama dengan Christian untuk menyelamatkan mereka. Hanya kali ini Rose berada dalam bahaya yang lebih besar daripada yang pernah dibayangkannya.


www.mediabuku.com

Rabu, 07 Juli 2010

[resensi buku] Merenungkan Cita-cita Bersama Secangkir Teh

Sidik Nugroho, Malang Post, 5 Juni 2010

"Keberhasilan adalah hak kita. Datangkanlah keberhasilan dengan cara-cara yang baik; perhatikan penggunaan waktu Anda, lalu lihatlah apa yang terjadi kemudian."
-- Mario Teguh

Kata-kata Mario Teguh di atas rasanya tepat benar mewakili hidup komponis besar Beethoven, seorang musisi yang amat terkenal dan melegenda -- utamanya karena ia terus berkreasi ketika tuli total saat dan setelah berusia lima puluh tahun.

Beethoven menjadi komponis besar karena ketekunannya. H.A. Rudall, penulis biografinya, menyatakan, "Pada musim dingin atau musim panas, Beethoven bangun pagi saat matahari terbit. Kemudian, dia duduk di depan meja tulisnya, dan terus menulis sampai waktu makan siang yang biasanya dia lakukan pada pukul dua atau tiga sore. Pekerjaannya tidak pernah terputus kecuali untuk berjalan-jalan mencari udara segar, tapi selalu dengan menuliskan notes untuk menuliskan inspirasi segar yang didapatnya saat berjalan."

Karya-karyanya kemudian bertahan lama, diakui banyak kalangan sebagai karya-karya yang hebat. Tanpa perjuangan yang keras, tidak mungkin ia bisa sehebat itu. Memang ada juga musisi yang sangat cerdas, seperti Mozart "Sang Anak Ajaib". Dalam sebuah buku disebutkan bahwa Mozart adalah orang yang sangat tergesa-gesa, selain suka berfoya-foya. Dibandingkan Beethoven, keteraturan dan kedisiplinannya dalam berkarya rasanya jauh berbeda.

Namun, tak bisa disangkal, musik-musik Mozart yang mewakili ekspresi-ekspresi spontan yang berawal dari kelelahannya, adalah musik-musik yang luar biasa. Sayangnya, Mozart mati muda. Beberapa orang beranggapan ini juga terjadi karena kekurangteraturan hidupnya.

Mozart dan Beethoven. Dua pribadi, dua kebiasaan. Dari keduanya kita dapat bercermin. Tak banyak orang yang lahir seperti Mozart. Ia dianugerahi Tuhan kecerdasan musikal yang sangat tinggi. Anggapan ini bukan berarti bahwa kemahirannya mencipta lagu tak perlu diasah dengan berlatih secara serius, namun lebih berdasarkan kenyataan bahwa dia memahami musik lebih cepat. Berbeda dengan Mozart, Beethoven lebih menyisakan jejak kehidupan yang lebih mungkin ditiru oleh pembaca riwayat hidupnya secara alami.

Ketelitian, kemahiran, dan keapikan sebuah karya lahir dari inspirasi tanpa henti yang terus digali dan dipelajari dalam hidup seseorang yang bercita-cita.

Nah, kali ini, Anda tidak sedang membaca sebuah ulasan atas buku tentang musik. Dalam buku inspirasi dan motivasi karya Iqbal Dawami ini, secuil kisah hidup Beethoven yang sangat menarik ini, rasanya sangat mewakili pesan penulisnya tentang hakikat hidup: kita harus memiliki cita-cita. Iqbal, lewat puspa-ragam kisah, ilustrasi dan pemikiran yang disampaikannya dalam buku ini, secara tegas hendak menggarisbawahi apa yang pernah dinyatakan John C. Maxwell: "Lebih baik Anda memiliki cita-cita dan kemudian tak berhasil meraihnya, daripada tak pernah memilikinya."

Dalam buku ini terdapat 23 renungan yang sarat dengan hikmah dan petuah. Semuanya merupakan artikel lepas pada awalnya, tak saling bersinggungan satu dengan yang lain. Yang menjadi benang merahnya adalah sebuah niat yang muncul dari penulisnya agar pembaca dapat mengubah kelemahan/kegagalan menuju optimisme/kekuatan hidup.

Iqbal adalah penulis yang kaya akan perspektif. Sebagian kisah atau ilustrasi yang ia gunakan di tiap-tiap artikelnya di buku ini mungkin sudah pernah Anda baca di internet. Namun, cara Iqbal mengurai dan menghadirkan penafsiran dari tiap kisah yang diangkatnya, terasa segar dan lain. Kita jadi betah menikmati apa yang disuguhkannya.

Selain itu, Iqbal adalah penulis yang berdimensi luas. Di buku ini kita akan mendapati artikel-artikel dengan beragam latar atau ilustrasi. Ada yang membahas hidup seorang penulis. Ada yang diangkat setelah menyaksikan sebuah film. Ada yang digarap dengan merenungkan dalam-dalam tentang hakikat dan hal-hal seputar cinta dan waktu. Semuanya menuntun kita untuk mengingat lagi -- juga merenungkan, bahkan menemukan -- apa yang harus kita utamakan dalam kehidupan ini, meraih cita-cita dan mengatasi berbagai persoalan hidup.

Sebagai saran penutup, bab-bab dalam buku ini, tak perlulah dibaca terburu-buru. Masing-masing menyediakan renungan yang indah dan tersendiri untuk dihayati. Ibarat meminum teh, kala malam seorang diri -- kita tak buru-buru menghabiskannya. Kita menyeruputnya pelan-pelan, menikmati kehangatan yang dihadirkannya di leher dan perut kita. Dan, meminum teh rasanya bukan hanya tepat menjadi ibarat bagi cara menikmati buku ini. Bila Anda suka meminum teh, rasanya akan nikmat sekali membalik-balik lembaran buku ini dalam kesunyian malam, ditemani secangkir teh.  

*Sidik Nugroho
Guru SD Pembangunan Jaya 2 Sidoarjo, Ketua Forum Penulis Kota Malang (FPKM) dan penggiat di komunitas Bengkel Imajinasi


www.mediabuku.com

Rashomon Gate (Gerbang Rashomon)

by: I.J. Parker
Seorang gadis terbunuh dan seorang pria tua lenyap secara misterius. Serangkaian kasus tadi terjadi setelah teman lama Akitada, Profesor Hirata, memanggilnya untuk menyelidiki teka-teki surat kaleng yang ditujukan kepada salah satu koleganya di Universitas Kekaisaran.

Dengan menyamar sebagai Asisten Profesor, Akitada beserta Seimei dan Tora memulai penyelidikan dari asal keberadaan surat kaleng. Ketika Akitada berusaha menyelidiki orang-orang yang terlibat didalamnya, terjadilah pembunuhan beruntun yang bersamaan dengan itu, saksi-saksi penting kasus tersebut menghilang secara tiba-tiba.       

Apakah pembunuhan berantai tersebut terkait dengan kasus surat kaleng yang sedang diselidiki Akitada ataukah hanya kebetulan semata? Atau ada konspirasi lain yang ditujukan bagi Akitada?

Dengan latar belakang Kota Kyoto-Jepang abad 11, kita akan menyaksikan kejeniusan dan ketelitian sang samurai detektif, Sugawara Akitada, dalam memecahkan kasus-kasus tersebut. Kita juga akan tertantang dan ikut menduga-duga kisah akhir buku ini.


www.mediabuku.com