by: Heru Kurniawan
Sebagai wacana, karya sastra tidak berbeda dengan wacana-wacana lainnya, selalu hadir dalam dialektika teks dan kontekstualitas, yaitu karya sastra merupakan representasi ideologi pengarangnya dalam mempersepsi kelompok sosial masyarakat (subjek-kolektif). Uniknya, sekalipun karya sastra sarat dengan muatan ideologi, tetapi karya sastra mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan wacana-wacana lainnya, yaitu aspek estetika yang dominan. Eksistensi estetika inilah yang membuat karya sastra selalu menyampaikan ideologi secara tidak langsung. Artinya, ideologi dalam karya sastra, terutama fiksi, selalu melebur dalam fakta cerita yang dihadirkannya. Karya sastra selalu bicara tentang kehidupan yang telah difiksikan pengarangnya, sehingga membaca karya sastra seperti sedang menikmati petualangan lewat kata-kata. Tidak salah bila karya sastra sering disebut dengan "dunia dalam kata". Namun, membaca karya sastra jangan dipersepsi hanyalah untuk kenikmatan dan kesenangan semata karena, sebenarnya, dalam dunia kata yang memikat, karya sastra sebenarnya menghadirkan pandangan-pandangan dunia dan ideologi pengarangnya. Ideologi yang pelan-pelan dapat mempengaruhi cara pandang pembacanya.
Oleh karena itu, pembacaan dan analisis kritis terhadap praktik ideologi dalam karya sastra menjadi penting untuk dilakukan. Lewat studi kritis inilah, maka makna, estetika, dan ideologi yang menyublim dalam karya sastra dapat diungkap. Dalam kaitan ini, buku ini hadir karena persepsi ini, yaitu ingin mengungkap dan membongkar karya sastra sebagai wacana dalam rangka untuk memaparkan makna, estetika, dan ideologi dalam tiga genre sastra, yaitu puisi, drama (skenario), dan novel. Penggunaan teori kontemporer semiotika, formula, hermenutika, dan strukturalisme-genetik menjadikan analisis wacana kritis dalam buku ini menjadi komprehensif. Selaras dengan perkembangan analisis-analisis wacana yang saat ini menjadi banyak sorotan kaum akademisi dan praktisi budaya.
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar