by: Djenar Maesa Ayu
Perlu 14 laki-laki untuk menulis buku ini dan hanya 1 perempuan untuk mengisahkannya...
"Kita bisa memesan bir, namun kita tak bisa memesan takdir."
Agus Noor
"Onggokan baju-baju kami tengah berpelukan di atas lantai."
Arya Yudistira Syuman
"Sejak Mas Gun menyandang gelar anumerta dalam urusan ranjang, ia selalu gugur sebelum berperang."
Butet Kartaredjasa
"Masih jelas benar mata-mata tanpa bola mata hitam merubuhkan patung. Membakar kampung."
Enrico Soekarno
"Tanpa hilang senyum, ia minta saya berakting di depan kamera untuk sebuah adegan mesum."
Indra Herlambang
"Kadang sunyi. Kadang ramai seperti adegan ranjang yang melibatkan borgol, topeng, dan cemeti."
JRX
"Melongo di depan buku berdebu nostalgia masa lalu kala masih berseragam putih biru. Buat gue it sucks!"
Lukman Sardi
"Sepasang jari bersayap, terbang mengitari seputar celana yang dipakai laki-laki dengan dada telanjang."
Mudji Sutrisno
"Ayu tak segan mengajak kencan duluan. Dan laki-laki tak kuasa menolak seperti kucing disodori ikan."
Nugroho Suksmanto
"Antonio tidak ingin perlahan mati. Tidak tanpa Roselyn, yang ia tahu akan berakhir sunyi."
Richard Oh
"Aku mencintaimu maka aku ada! Aku mencintaimu maka aku membunuhmu!"
Robertus Robet
"Setiap kali kita bertemu, aku menabung rindu."
Sardono W. Kusumo
"Di tangan Raditya, gitar jadi berbicara. Dan saat Raditya memetik putingnya, Prita melambung ke angkasa."
Sujiwo Tejo
"Tubuh saya seakan lumpuh saat tubuhnya menyatu ke tubuh saya seluruh dan penuh."
Totot Indrarto
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar