Kamis, 12 Maret 2009

Gelegar Gaza

by: Muhsin Labib, Irman Abdurrahmandan
Di penghujung 2008, dunia tersentak oleh sebuah aksi barbar ala Kaisar Nero. Olmert dan para pemimpin Israel mengasah ketangkasan "seni membantai" di Gaza selama 22 hari dalam sebuah kampung besar yang tertutup rapat dari semua penjuru. Hasilnya tentu menakjubkan. Lebih dari 1.500 anak-anak, wanita, dan warga sipil meregang nyawa akibat serbuan peluru dari darat, laut, dan udara. Lebih dari 5.000 manusia cedera dan cacat. Gaza menjadi kuburan terbesar dalam sejarah.

Protes penduduk bumi dari Australia hingga Panama membahana. Namun, mulut para pemimpin dunia tergagap. Dan ironisnya, para pemimpin Arab seolah membiarkan genosida itu, bahkan memberkatinya. Ada apa di balik "permainan" ini? Bagaimana mengurai kekusutan konflik tak berkesudahan ini? Anda perlu mendapatkan sajian komprehensif dan data-data akurat untuk bisa mengambil sikap.

Buku ini mengajak Anda memasuki lorong waktu penjarahan Palestina sejak berdirinya monster struktural bernama Zionisme hingga tragedi genosida di Gaza secara blak-blakan. Buku ini niscaya akan menghentak Anda dengan pengungkapan fakta yang lebih utuh seputar konflik Palestina, berikut "kabut konspirasi" yang melingkupinya. Mendudukkan persoalan Palestina secara objektif dan adil adalah salah satu bentuk dukungan moral.

Aksi perlawanan merupakan sumber kegelisahan bersama rezim-rezim "moderat" Arab dan Israel. Sebagian besar rezim Arab dulu berlindung ke AS, dan kini ke Israel, dalam memerangi faksi-faksi perlawanan anti-status quo di Palestina dan kelak di seluruh negara Arab. Dengan kata lain, skenario agresi atas Gaza tidak hanya dirancang di Tel Aviv dan Washington, tapi juga di Kairo, Riyadh, Amman, dan lainnya.


www.dinamikaebooks.com

0 komentar: