TEMPO Interaktif, 03 Oktober 2009
Peer Holm Jorgensen, pengarang novel The Forgotten Massacre: Persahabatan dan Cinta di Tengah Tragedi G-30-S PKI, yakin benar bahwa peristiwa 1965 dirancang oleh Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat. "Saya percaya 90 persen bahwa peristiwa ini didalangi CIA," kata pengarang berdarah Denmark ini dalam diskusi mengenai bukunya di Toko Buku Gramedia, Grand Indonesia, Jakarta, Jumat lalu.
Keyakinannya ini lahir dari pengalaman Peer sebagai pelaut yang menjelajah berbagai belahan dunia dan menemukan bagaimana orang-orang kulit putih, khususnya Amerika Serikat, campur tangan dalam berbagai peristiwa politik berdarah di berbagai negara. Keyakinan itu semakin kuat setelah dia melakukan riset dan membaca berbagai dokumen tentang keterlibatan CIA dalam kudeta yang gagal pada September 1965, pembunuhan para jenderal, dan pembantaian terhadap orang-orang Partai Komunis Indonesia pada masa itu.
Novel The Forgotten Massacre diangkat dari pengalaman Peer saat berada di Indonesia ketika peristiwa itu terjadi. Novel ini mengisahkan perjalanan Kasper, pemuda Denmark yang bekerja sebagai asisten koki di kapal kargo Clementine, yang mengalami peristiwa itu ketika kapalnya berlabuh di Tanjung Priok pada September 1965. Peristiwa politik itu dibungkus Peer dengan kisah cinta Kasper dengan Nadia, peranakan Belanda-Padang yang bekerja di London Bar, tak jauh dari dermaga.
Novel ini terbit pertama kali dalam bahasa Denmark dengan judul Den Glemte Massakre pada Oktober 2007 dan edisi bahasa Inggrisnya akan diterbitkan di Amerika Serikat. Edisi bahasa Indonesianya diterbitkan Qanita (Grup Mizan) dan telah beredar di berbagai toko buku.
Menurut sejarawan Asvi Warman Adam, apa yang diungkap dalam novel ini sebenarnya sudah ada dalam dokumen-dokumen dan buku sejarah yang telah terbit. "Kelebihan buku ini adalah karena kisah itu disampaikan dalam bentuk fiksi, sehingga ceritanya lebih terasa," katanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar