by: Nh Dini
Di zaman yang serba kekurangan, di kala Semarang jadi rebutan para penjajah, penduduk sudah tak bebas lagi berbuat sekehendak hati. Mereka hidup dalam kekangan.
Dalam Langit dan Bumi Sahabat Kami ini, Dini mengisahkan kembali peristiwa-peristiwa yang dialaminya pada masa itu: kekurangan makanan, musim yang kering, keadaan yang memprihatinkan, dan lain-lain.
Semua itu dihadapi keluarga Dini dengan tabah dan tawakal. Seperti kata ibu Dini, "Sabar dan dermawanlah seperti bumi. Dia kauinjak, kau-ludahi, namun tak hentinya memberimu makanan dan minuman."
Buku ini adalah buku ketiga dari seri Cerita Kenangan Nh. Dini. Dua buku sebelumnya adalah Sebuah Lorong di Kotaku (Gramedia, 1986) dan Padang Ilalang di Belakang Rumah (Gramedia, 1987).
Dalam Langit dan Bumi Sahabat Kami ini, Dini mengisahkan kembali peristiwa-peristiwa yang dialaminya pada masa itu: kekurangan makanan, musim yang kering, keadaan yang memprihatinkan, dan lain-lain.
Semua itu dihadapi keluarga Dini dengan tabah dan tawakal. Seperti kata ibu Dini, "Sabar dan dermawanlah seperti bumi. Dia kauinjak, kau-ludahi, namun tak hentinya memberimu makanan dan minuman."
Buku ini adalah buku ketiga dari seri Cerita Kenangan Nh. Dini. Dua buku sebelumnya adalah Sebuah Lorong di Kotaku (Gramedia, 1986) dan Padang Ilalang di Belakang Rumah (Gramedia, 1987).
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar