Senin, 03 November 2008

[resensi buku] Menjawab Lima Tantangan Abadi Agama

Koran Republika , Minggu, 6 Juli 2008

Benarkah Tuhan ada? Masuk akalkah keimanan kepada Tuhan? Kalau Tuhan ada, kenapa ada banyak keburukan di dunia? Kalau agama benar, kenapa ada banyak agama? Apakah agama diperlukan bagi moralitas?

Pertanyaan-pertanyaan itu diajukan Saiyad Fareed Ahmad dan Saiyad Salahuddin Ahmad. Tapi, mereka sekaligus memberikan jawabannya dalam buku 5 Tantangan Abadi terhadap Agama dan Jawaban Islam Terhadapnya.

Kedua penulis ini menguraikan tiap pertanyaan itu dalam masing-masing bab, disertai catatan dalam setiap bab. Seperti diakui penulisnya, karya ini berasal dari serangkaian ceramah di Amerika Utara dan Malaysia antara 1997 dan 2003. Bagian dari materi yang digabungkan ke dalam buku ini biasa digunakan sebagai bahan ajar dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan mahasiswa dalam mata kuliah \"Ideologi Islam\" dan \"Masyarakat Muslim\" di International Islamic University (Universitas Antar Bangsa) Malaysia.

Penerbit Mizan mengalihbahasakan buku setebal 333 halaman ini dari judul berbahasa Inggris God, Islam, and the Skeptic Mind: A Study on Faith, Religions Diversity, Ethics, and the Problem of Evil. \"Ketika bertemu penulisnya, dia menunjukkan bukunya. Saya bilang, ini mesti diterjemahkan,\" ucap Haidar Baqir, pemilik Mizan, saat peluncuran buku ini di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Rabu (17/6).

Kandungan pokok buku ini, menurut Fareed Ahmad, berasal dari pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban yang didasari atas interaksi yang luas antara Saiyad Salahuddin, para tahanan mualaf, kelompok-kelompok muda Muslim, dan kelompok-kelompok non-Muslim di Dallas, Amerika. Pertanyaan-pertanyaan yang tercermin dalam judul setiap bab pada dasarnya tetap dipertahankan karena bahan-bahan tersebut mulanya berkembang selama interaksi tersebut berlangsung.

Sistematika buku ini runtut dan logis. Mulai dari pembuktian-pembuktian adanya Tuhan, dilanjutkan dengan upaya menjawab beberapa argumentasi utama yang biasa digunakan orang untuk membantah kebenaran Tuhan dan legitimasi agama. \"Sudah lama saya mencari buku seperti ini, sebuah buku yang menjawab pertanyaan-pertanyaan mendasar tentang agama dan cara yang bisa dipahami semua orang Muslim yang terpelajar,\" kata Haidar.

Sebenarnya, menurut Haidar, lima tantangan abadi itu sudah ada dari dulu sampai kapan pun. \"Tapi, ini penting karena lakunya buku-buku antiagama dan bukan lagi karya-karya ilmiah sehingga mendapat dukungan media,\" tuturnya.

Memberi kata pengantar buku ini, Haidar menegaskan perlunya para Muslim terpelajar membaca buku ini. \"Cepat atau lambat, pertanyaan-pertanyaan yang diupayakan jawabannya dalam buku ini akan \"mengganggu\" pikiran, setidaknya pikiran orang yang sedang mencari kebenaran agama,\" kata dia.

Buku ini mewakili upaya pencarian memenuhi rasa keingintahuan. Maka, kata Haidar, buku ini bisa menjadi pendukung untuk meningkatkan efektivitas dakwah Islam di dunia modern. \"Karena buku-buku antiagama tidak lagi hanya di rak-rak buku, jadi ini menjadi penting untuk dibaca oleh kalangan dosen. Tidak berarti kehilangan makna bagi intelektual, tapi menjadi penting untuk belajar bersama masyarakat,\" kata Haidar.

Membaca buku ini membuat Rektor UIN, Prof Dr Komaruddin Hidayat, teringat koleksi buku-buku filsafatnya. \"Seakan menjadi summary buku-buku saya,\" ucapnya.

Komaruddin yang juga memberi pengantar di buku ini, menulis, \"Sebuah jawaban filsafat Islam yang padat dan mengesankan atas tantangan-tatangan intelektual terhadap agama. Buku ini sangat berguna dibaca di saat isu pluralisme agama sering menjadi wacana penuh kontraversi.\"

Prof Ahmad Syafi\"i Ma\"arif juga memberi catatan buku ini. Mantan ketua umum Pimpinan Pusat Mumammadiyah itu menyatakan buku ini memberi penegasan tentang rapuhnya fondasi relativisme moral, di samping nasihat kepada kaum Muslim agar tidak gamang berhadapan dengan arus pemikiran modern, baik itu menyangkut filsafat, teologi, atau disiplin apa pun yang diciptakan manusia.

(bur)


www.dinamikaebooks.com

0 komentar: