Selasa, 28 Juli 2009

[artikel dinamika] Sebuah Perjalanan yang Aneh

Tentu saja banyak orang melihat tubuh itu. Lebih dari sekali seorang nelayan atau pekerja di atas kapal melihat sekilas daging berwarna gading yang menyembul di atas ombak kelam. Ah, mungkinkah itu seekor baiji, lumba-lumba putih? Legenda mengatakan, lumba-lumba putih adalah gadis-gadis yang diubah menjadi mahluk air. Dewasa ini jumlah baiji hanya sekiar selusin, sejumlah orang mengatakan tak seekor pun yang dapat terselamatkan karena polusi dan lalu lintas kapal. Mungkinkah kilatan warna putih itu seekor baiji? Atau, sebuah keajaiban kecil dalam sayatan bumi yang penuh air ini?



Dengan cepat tubuh itu masuk ke perbatasan Kota Wushan, di sana arus air yang berwarna hijau dari Sungai Daning mendadak mengucur ke dalam Yangzi yang berlumpur. Sampan mengangkut nelayan. Feri berukuran besar hilir mudik membawa laki-laki dan perempuan menuju tempat kerja, menjenguk saudara, mencari kehidupan yang lebih baik. Anak-anak telanjang berenang memakai ban dalam, tertawa-tawa sambil saling bercanda. Seorang anak menabrak mayat itu, dan sesaat menduga bahwa itu temannya yang berpura-pura mati. Bukankah mereka sering berpura-pura sebagai mayat yang terapung-apung? Anak itu menendang si mayat, tetapi ketika merasakan jari-jarinya menembus masuk ke dalam tubuh, menusuk ke daging membusuk, ia berenang menjauh, tetapi tak menceritakan pengalamannya yang mengerikan itu kepada siapapun. Ia hanya berenang di samping salah satu perahu-perahu kecil yang membawa turis dari Daning. Kalau ia tersenyum manis, kalau ia melambaikan tangan dengan ramah dan berteriak: "Selamat Datang, Selamat Datang," kepada orang-orang asing gendut yang membidikan kameranya, mungkin ia akan mendapatkan beberapa yuan sebelum perahu itu melaju ke Sungai Daning menuju Tiga Ngarai Kecil.



Di sebuah negeri di mana legenda, sejarah, dan politik terjalin bersama, sebagian besar warga Cina bahkan tidak mengenal Yangzi, yang dulunya adalah nama dari penggalan terakhir sungai sepanjang 200 kilometer, yang mengalir melalui wilayah kuno Yang. Sebagai sebuah negara, orang Cina menyebut aliran air ini Chang Jiang, Sungai Panjang, atau da Jiang, Sungai Besar, tetapi mereka yang tinggal di pinggirannya memberikan nama pada setiap penggalan dari sungai yang panjangnya sekitar 6 ribu kilometer untuk menunjukkan sifat air di tempatnya masing-masing: Sungai Yak Liar, Sungai Pasir Emas, Sungai Indah, Sungai Ba.



Semua ini tidak dipahami oleh jasad yang membusuk itu. Terkadang selama berjam-jam, ia meluncur di air tenang, dalam arus diam, di tepi-tepi sungai yang aman dan teluk-teluk yang tenteram ....



Kutipan Prolog DRAGON BONES (Qanita, 2009)

Penulis: Lisa See

www.mediabuku.com

0 komentar: