Senin, 23 November 2009

Jurus dan Manufer Politik Taufiq Kiemas :Memang Lidah Tak Bertulang

by: Derek Manangka
Tak ada kawan dan lawan yang abadi, yang abadi adalah kepentingan.

Bagi TK, perbedaan kawan dan lawan dalam politik sangatlah tipis. Seorang kawan belum tentu bukan lawan politik dan sebaliknya. Ada teman yang sudah menjadi musuh dan ada musuh yang sudah berbalik menjadi sahabat.

Keberhasilan Taufik Kiemas (TK) menjadi ketua MPR-RI periode 2009-2014 tak lepas dari kepiawaiannya dalam melakukan manuver politik.

SBY merupakan musuh politik istri TK, Megawati Soekarnoputri. TK pun pernah "keseleo lidah" dengan menyamakan SBY sebagai seorang jenderal yang berperilaku seperti anak kecil. Gara-gara "keseleo lidah"dan label "anak kecil" itu hubungan TK dengan SBY terkesan renggang. Selama kurun waktu 5 tahun (2004-2009) TK bahkan menjadi salah satu tokoh politik yang mendorong para anggota DPR agar terus beroposisi terhadap pemerintahan SBY dan JK. Sasarannya tak lain ditengarai untuk melemahkan SBY agar dalam Pilpres 2009, SBY bisa dikalahkan PDI-P dan istri TK bisa merebut kembali takhta kekuasaan melalui pemilu. Tapi ketika PDI-P gagal memenangi Pilpres 2009. TK berubah sikap. Ia menawarkan sebuah koalisi sekaligus melupakan oposisi. Rekonsiliasi dengan SBY terealisasi. Pada 20 Oktober 2009, TK selaku ketua MPR-RI melantik SBY sebagai Presiden 2009-2014. Pemandangan itu memberi kesan rekonsiliasi tersebut sangat berguna dan penting bagi pelantikan seorang Presiden. Tanpa TK, SBY tidak akan dapat menjalankan fungsi seorang Presiden!

TK membuat sejarah baru, hal yang hanya bisa terjawab dan dimengerti apabila kita sudah membaca keseluruhan isi buku Taufik Kiemas: Memang Lidah Tak Bertulang.


www.mediabuku.com

0 komentar: