by: Fia
Aku terpaku ...
mengagumi sang Mentari
sinar hangatnya ...
membelai setiap detak jantungku ...
terang cahayanya ...
menyorot setiap jalan langkahku
Selesai membacakan puisi, Lita mendapat pujian dari Bu Mila. "Kapan-kapan, Ibu dibuatkan puisi, ya? Kata Ibu Mila. Lita nyengir. Tapi, dia merasa tidak punya hak untuk dipuji. Saat pulang sekolah, Lita dihadang beberapa temannya yang iri.
"Heh, kamu nggak usah sombong, ya! Mentang-mentang dipuji Bu Mila!" bentak Nera.
"Iya, memangnya cuma kamu yang bisa bikin puisi bagus?" Jangan sombong dulu, deh! Kamu pasti bakal kalah indah bikin puisinya dibandingkan dengan sepupuku. Dia itu penyair cilik!" semprot Putri seenaknya.
Hmmm ... apa yang akan terjadi selanjutnya? Kenapa teman-teman Lita iri kepadanya?
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar