Minggu, 01 November 2009

Nadzar-nadzar Jiwa

by: Budi Sulistyo En-Nafi
Sekali lagi, kukecup jasad tanpa ruh itu sambil mengucapkan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un" (Sungguh, segalanya berasal dari Allah dan akan kembali kepada Allah)."
 

Kembali air mata berlinang dari mataku yang telah memerah.

Kupeluk tubuh tanpa ruh itu dengan kasih yang terhimpun. Kutatap ada sunggingan senyum di bibirnya.

"Mauludiyah kasihku, cintaku. Kupenuhi ajakanmu. Kelak kita akan berkumpul di jamuan dan kenikmatan surga. Kelak, tiada bidadari yang paling aku inginkan selain jelmaan dari dirimu, Kasih. Insya Allah..."

*****

Sebuah detik yang menguras air mata. Sebuah perpisahan duniawi yang merampas tanpa ampun keindahan dan kelezatan hidup. Tetapi nadzar-nadzar jiwa (janji) yang telah dilambungkan ke wajah langit atas nama Allah Swt. pantang ditelan kembali, dicampakkan!

Inilah novel religius yang akan menghantar jiwa Anda mengarungi kesejukan hidup yang dilandaskan pada kesucian Kalam Ilahi, kebajikan sabda Rasulullah Saw., dan kejujuran memaknai jati diri. Sekalipun badai menghantam lembaran hati sedemikian luka dan darah. Namun hati tetap sejuk, pikiran tetap damai, dan hidup tetap bertenaga!



www.mediabuku.com

0 komentar: