Sidik Nugroho, http://tuanmalam.blogspot.com
Bulan Oktober 2009 ditandai dengan maraknya pemberitaan seputar penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) seantero Nusantara. Tak ayal, pemberitaan ini memancing ratusan ribu, bahkan jutaan orang, untuk berlomba-lomba mengejar status CPNS. Sebuah pola hidup yang bagi kebanyakan orang aman -- bahkan identik nyaman -- melekat pada status ini. Namun, berapa banyak orang yang nantinya gagal dalam ujian itu? Kita semua tahu: sangat banyak. Persaingan begitu ketat; sebuah posisi atau kebutuhan jabatan bisa diperebutkan oleh ratusan orang.
Nah, tiap orang sebenarnya diberi daya-kreatif agar mampu menghasilkan sesuatu. Dengan imajinasi, kreatifitas, dan kompetensi-kompetensi lainnya, setiap orang dapat berdaya-guna dan berhasil-guna menghidupi hidupnya. Tentunya, hal ini didukung pula dengan rangkaian sumber-daya yang memadai.
Hal inilah yang diuraikan dengan gamblang di bagian awal buku karya Haryo Bagus Handoko ini (dalam bab 1). Buku ini menyingkap dengan jitu di bagian awalnya: bahwa sebuah bisnis -- yang dulu tampaknya dimiliki segelintir orang berduit -- dapat dilakukan dengan manajemen sederhana dan modal kecil. Ya, bisnis laundry kini bertebaran di mana-mana. Semua orang, dengan modal yang tak terlalu besar, dapat memulai bisnis ini, dan berpeluang menemukan suatu kesuksesan finansial dalam hidupnya.
Haryo Bagus Handoko adalah penulis telaten. Ia adalah pencatat yang detil sekaligus fotografer yang andal. Dalam bukunya ini ia tak hanya bicara serangkaian kiat atau suntikan motivasi yang penuh buih. Bahasanya lugas, pun deskripsi dan pembahasannya senantiasa menuju poin-poin yang memang patut diberi perhatian oleh sidang pembaca. Ia dengan lihai dan wajar menyampaikan hal-hal yang memang perlu dilakukan dalam mengemas sebuah paket usaha bernama laundry.
Buku ini dibagi menjadi sembilan bab. Setelah bab pertama yang mencelikkan sidang pembaca tentang kemungkinan besar peraihan sukses dari bisnis ini, Haryo kemudian mengurai dengan apik bagaimana dan apa saja persiapan yang perlu dilakukan dalam memulai sebuah usaha laundry; pengelolaan usaha ini; dan kemudian detil pengoperasian usaha ini. Hingga di sini, bahasan yang disampaikan Haryo berbaur dengan beberapa motivasi yang kerap tersirat.
Pada dua bagian berikutnya, Haryo mulai membahas hal yang bersifat teknis dan operasional. Ini berkaitan dengan bagaimana kita menangani bermacam noda yang ada pada sebuah pakaian -- atau produk selain pakaian yang dapat ditangani dengan usaha laundry. Kemudian, dengan gamblang pula ia menguraikan bentuk dan pola administrasi (pembukuan) yang bisa dilakukan dalam usaha laundry. Di dua poin inilah tampak benar kelebihan buku ini: penjabarannya tak hanya motivatif nan inspiratif, namun memuat beragam deskripsi yang perlu dan vital. Haryo bahkan menuliskan beberapa software yang dapat diunduh dari internet untuk kepentingan administratif perusahaan laundry.
Tak berhenti sampai di situ, Haryo menambahkan beberapa bahasan seputar upaya-upaya memperbesar usaha. Dengan teliti dan amat deskriptif ia menguraikan apa saja yang dapat pembaca lakukan agar bisnis ini dapat berkembang dan meluas wilayah pemasarannya. Dan demi menguatkan pembahasannya, Haryo mengusung beberapa kisah inspiratif tentang beberapa wirausahawan laundry yang dapat ditelusuri jejaknya. Kisah-kisah ini tertutur jujur -- mereka yang dikisahkan semuanya memiliki alamat dan nomor telepon yang dapat dihubungi.
Di bagian akhir, Haryo menutup bukunya dengan melampirkan analisis usaha yang akan jadi panutan utama bagi para pemula bisnis ini. Dengan lugas ia menyampaikan tentang peran modal, biaya operasional, payback period (waktu pengembalian modal), hingga penghitungan rugi-laba. Semua ini merupakan rangkaian langkah taktis sekaligus teknis bagi pembaca yang memang berniat menekuni bidang usaha ini.
Buku ini terhitung lengkap sebagai sebuah acuan bagi para usahawan yang tertarik menekuni bisnis laundry. Bahkan, buku ini tampak seperti sebuah buku teks. Kita dapat saja membacanya dari awal sampai akhir seperti membaca novel; namun mengingat bentuk pembahasannya yang memuat beraneka poin taktis dan teknis, tak dapat dielakkan: buku ini perlu dibuka lagi -- dan lagi -- oleh para pebisnis laundry yang mengharapkan kemajuan dan perkembangan usaha.
Namun, yang menjadi kelemahan buku ini adalah desain dan lay-out-nya. Gambar di sampul depan buku ini tampak kurang ceria dan kurang menarik. Terlalu minimalis: hanya memuat empat baris judul, gambar setumpuk pakaian di dalam sebuah keranjang, dan nama penulis. Selain itu, foto-foto yang ada di halaman-halaman buku ini, beberapa di antaranya tampil kurang maksimal karena pengecilan yang agak berlebihan. Seharusnya, foto-foto di dalam buku ini bisa menjadi ilustrasi yang lebih hidup bila ditampilkan lebih proporsional.
Terlepas dari kelemahan itu, buku ini sangat patut dikoleksi oleh para wirausahawan muda. Bisnis laundry, dalam pembahasan yang ada di buku ini, tampak menjanjikan prospek bagus. Seperti yang telah disampaikan di bagian depan tulisan ini, banyak orang mungkin akan pupus harapan ketika tidak lolos CPNS -- atau tidak diterima setelah melamar kerja di sebuah perusahaan impian. Tak ada salahnya mencoba sesuatu yang baru. Tak ada salahnya pula mencoba usaha laundry. Ya, karena buku petunjuknya kini sudah tersedia bagi Anda semua.
Sidoarjo, Kamis, 29 Oktober 2009
Sidik Nugroho
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar