Majalah Figure, Desember 2009
PERDAGANGAN senjata pada dasarnya legal. Bahkan, baru-baru ini, Komisi Satu Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang membidangi perlucutan senjata dan perdamaian mengusulkan resolusi yang menyerukan perlu adanya perjanjian untuk memperkuat pengawasan perdagangan senjata internasionaL Resolusi ini mendapat dukungan dari 153 negara, 19 negara lainnya absen, dan hanya Zimbabwe yang bersuara menentang resolusi itu.
Sebenarnya, resolusi tersebut telah disepakati pada tahun 2006, namun Amerika Serikat, eksportir senjata terbesar di dunia, sebagai satu-satunya negara yang menentangnya. Mengapa demikian? Tentu saja, Amerika Serikat ingin leluasa menguasi pasar dunia.
Di samping perdangan legal, ternyata transaksi jual beli senjata ilegal jauh lebih besar. Gambarannya bisa ditonton dalam film Lord of War (2005). Film ini mengisahkan pengalaman seorang penjual senjata (arm dealer) berasal dari Ukraina yang tinggal di Brooklyn, New York, Amerika Serikat bernama Yuri Orlov (Nicholas Cage).
"There are over 550 million firearms in worldwide circulation. That''s one firear mjbr every twelve people on the planet. The only question is: How do we arm the other 11?" Begitulah narasi awal mengantarkan Yuri Orlov memulai bisnisnya. Pasar terbesar dalam bisnis ini adalah konflik antar rakyat dalam suatu negara atau antar negara tetangga yang saling berdekatan.
Dalam memutar roda bisnisnya, Yuri Orlov tanpa merasa bersalah. Itulah yang membuatnya survive. Akan tetapi, uang atau sex bukanlah motivasi utamanya melainkan "The only Job I''m good at." Dirinya sudah terkondisi dengan kenyamanan atas pekerjaannya.
Bagian yang menarik adalah ketika Yuri Orlov "jatuh tertimpa tangga" karena ditinggal man'' adiknya, dipersalahkan oleh kedua orangtuanya, ditinggalkan istri dan anaknya, dan ditangkap oleh interpol.
Di akhir film, ada catatan, bahwa cerita ini diinspirasikan oleh kisah nyata dan renungan bahwa lima penghasil terbesar di dunia adalah Amerika, China, Inggris, Perancis, dan Soviet negara ini adalah anggota tetap Keamanan PBB. Yuri Orlov yang "berdarah dingiri" menjual maut. Pada kenyataannya dilakukan oleh Viktor Baut seorang per wira Angkatan Udara Uni Soviet yang menebar perang dari Afrika sampai Afghanistan.
Buku ini mengisahkan liku-liku kehidupan Bout, pedagang senjata yang jaringan globalnya memfasilitasi pembantaian dan menciptakan medan-medan perang.
Namun, Amerika Serikat sebagai "polisi dunia" tidak banyak berbuat membongkar kejahatan internasional ini. Bahkan, Amerika Serikat membayar Bout jutaan dolar untuk menerbangkan senjata dan suplai militer mereka di Irak dan Afghanistan. Dengan kelihaian Bout dan lemahnya internasional, Saudagar Perang ini berhasil meloloskan diri dari setiap upaya untuk meruntuhkan jaringannya, bisnisnya terus berkembang sehingga pun terus laggeng.
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar