by: Muhammad Al-Qadhi
Menantu perempuan acapkali bersitegang dengan ibu mertua, keduanya senantiasa dihadapkan face to face. Mengapa demikian? Apakah memang sudah menjadi adat dan kebiasaan yang berlaku semenjak dahulu kala. Atau ada skenario di balik itu untuk menghancurkan keluarga muslim. Hipotesa tersebut tidaklah berlebihan, mengingat sering terjadi keretakan keluarga disebabkan hubungan yang tidak harmonis antara ibu mertua dengan menantu perempuan.
Ada hal menarik bahwa disharmonisasi antara mertua dan menantu, sering terjadi pada ibu mertua dan menantu perempuan. Sangat jarang didapati adanya masalah antara Bapak mertua atau menantu laki-laki. Sosok ibu mertua bagi menantu perempuan, tampil sebagai momok, dan berbeda dengan sosok bapak mertua. Sebaliknya pribadi menantu perempuan tampil sebagai orang yang mampu merebut buah hatinya.
Perlu diingat bahwa mertua adalah orangtua yang tidak ada batasnya, artinya tidak ada mantan, sekalipun istri atau suami sudah meninggal atau bercerai, dan begitu pula sebaliknya. Dengan demikian hubungan yang baik harus tetap dilakukan sampai akhir hayat.
Buku yang kami terbitkan ini, merupakan salah satu usaha untuk mengetahui cara dan kiat agar terjalin hubungan yang baik antara mertua; ibu mertua dengan menantu; menantu perempuan selamanya.
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar