Selasa, 19 Oktober 2010

Namaku Mata Hari

by: Remy Sylado
Novel ini telah dimuat sebagai cerita bersambung di KOMPAS

Aku pelacur tulen.
Tapi aku penari sejati.
Dan aku Belanda berdarah Indonesia.

MATA HARI, nama yang tercatat di berbagai literatur, terutama dihubungkan dengan spionase, mata-mata, intrik, juga sensualitas.

Hidup di seputar akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20, Mata Hari seperti mewadahi berbagai gejolak zaman yang menjadi ciri khas pergantian abad, sampai kemudian terseret menjadi agen ganda bagi Prancis dan Jerman pada Perang Dunia I. Dalam novel ini, dikisahkan periode hidupnya yang belum banyak disingkap, yakni hidup Mata Hari di Indonesia.

Siapa penulis yang pada novel ini seperti menunjukkan sifat androgini, keluar-masuk dunia perempuan dan lelaki, untuk menggali sisi terdalam Mata Hari dengan penuh empati?

Ia adalah Remy Sylado, ikon kehidupan anak muda pada tahun 1970-an. Sampai saat ini ia terus berkarya lewat sastra dan drama selain kegiatan-kegiatan seni yang lain termasuk melukis.

Namaku Mata Hari ia tulis menjadi sebuah prosa yang kesannya sangat filmis. Ia mengakui, "Namaku Mata Hari memang siap untuk difilmkan."

Remy Sylado, penerima berbagai penghargaan antara lain Satya Lecana Kebudayaan dari Pemerintah dan Hadiah Sastra Terbaik dari Pusat Bahasa, memang tak pernah berhenti.

---Bre Redana


www.mediabuku.com

0 komentar: