by: Rahmat HM, Fahrizal Al-Boncellidan
Kemiskinan akan senantiasa menjadi pasangan bagi kekayaan. Dan, kita semua tak bisa menghindar untuk tidak melakoni salah satu dari kedua peran itu, menjadi si kaya atau sebaliknya, si miskin. Memang sungguh tak mudah menjalani episode kemiskinan. Berbagai tekanan hidup, beban mental, ditambah lagi rasa rendah diri menjadikan pelakunya terkadang putus asa. Sehingga, tak mengherankan jika kemiskinan sering diidentikkan dengan penderitaan.
Namun, benarkah demikian? Buku ini berisi 23 refleksi dari kabut-kabut kemiskinan, yang akan membuka pandangan baru Anda bahwa sesungguhnya orang miskin pun sangat bisa bahagia. Sebaliknya, bahwa kekayaan sangat potensial menyeret pelakunya pada kekejian hidup. Bahagia atau tidaknya Anda dalam posisi kaya atau miskin sungguh tergantung pada cara Anda menyikapinya.
Maka, memahami hidup jauh lebih penting daripada hidup itu sendiri.Bila Anda orang kaya, bacalah buku ini agar Anda tahu cara bijak membelanjakan kekayaan Anda. Bila Anda orang miskin, bacalah buku ini agar Anda tahu bagaimana cara bahagia dalam keterbatasan materi Anda! Semua bagian inspirasional dalam buku ini siap membuat mata Anda berkaca-kaca dan mengucap syukur pada-Nya!
Namun, benarkah demikian? Buku ini berisi 23 refleksi dari kabut-kabut kemiskinan, yang akan membuka pandangan baru Anda bahwa sesungguhnya orang miskin pun sangat bisa bahagia. Sebaliknya, bahwa kekayaan sangat potensial menyeret pelakunya pada kekejian hidup. Bahagia atau tidaknya Anda dalam posisi kaya atau miskin sungguh tergantung pada cara Anda menyikapinya.
Maka, memahami hidup jauh lebih penting daripada hidup itu sendiri.Bila Anda orang kaya, bacalah buku ini agar Anda tahu cara bijak membelanjakan kekayaan Anda. Bila Anda orang miskin, bacalah buku ini agar Anda tahu bagaimana cara bahagia dalam keterbatasan materi Anda! Semua bagian inspirasional dalam buku ini siap membuat mata Anda berkaca-kaca dan mengucap syukur pada-Nya!
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar