Jumat, 08 Oktober 2010

Only a Girl (Menantang Phoenix)

by: Lian Gouw
Only a Girl: Menantang Phoenix menuturkan dengan sangat menyentuh kisah tiga generasi perempuan China yang bergumul demi identitas mereka di tengah ketidakpastian Revolusi Indonesia, Perang Dunia II, dan dunia yang sedang dilanda depresi.

Nanna, seorang ibu yang berperan sebagai kepala keluarga, berupaya keras untuk mempertahankan dan menanamkan nilai-nilai tradisional China sementara anak-anaknya sangat ingin berbaur dengan masyarakat kolonial Belanda yang mereka anggap lebih modern. Carolien, putri bungsu Nanna, terbuai dengan keuntungan yang dia peroleh dengan mengadopsi gaya hidup barat. Sayangnya, jalan yang dia tempuh terbukti salah setelah perkawinannya memasuki masa-masa sulit dan akhirnya kandas, dan merasakan berbagai akibat membesarkan putrinya, Jenny, dalam budaya Belanda.

Pengasuhan gaya barat yang diterima Jenny ternyata sangat tidak menguntungkan setelah Indonesia merdeka karena budaya Belanda tidak lagi dipandang. Cara-cara unik Nanna, Carolien, dan Jenny menghadapi berbagai tantangan me-reka masing-masing memperlihatkan kisah ru mit masya rakat China di Indonesia, khususnya antara tahun 1930-1952.

Novel yang terinspirasi oleh peristiwa historis ini akan memberikan banyak pemahaman sejarah, budaya, dan nilai-nilai yang ingin dipertahankan oleh masyarakat China dan bagaimana konflik antargenerasi harus dihadapi dan diselesaikan.

"Only a Girl adalah buku yang sangat luar biasa. Lian Gouw adalah story teller yang hebat dan telah berhasil memperlihatkan begitu banyak hal yang tidak pernah saya ketahui tentang sejarah, individu, masyarakat, dan budaya dari salah satu negara penting di dunia, yang sangat perlu kita ketahui sekarang, di era transformasi dan koneksi global."
---Alan Rinzler, Executive Editor, Jossey-Bass/John Wiley and Sons



www.mediabuku.com

0 komentar: