Rabu, 24 Juni 2009

[resensi buku] 1434 : Apa peran bangsa Cina bagi bangsa Eropa ketika keluar dari masa kegelapan?

Republika, Minggu, 21 Juni 2009

Renaissance dalam bahasa Prancis berarti terlahir kembali. Dimulai sekitar abad ke-13 di benua Eropa. Revolusi budaya tersebut mempengaruhi dan bahkan meletakkan dasar perputaran kehidupan masyarakat dunia hingga kini. Akademisi percaya bahwa gerakan renaisans dimulai di Florensia, Italia.

Gerakan tersebut mencakup kebangkitan kembali pengetahuan-pengetahuan alam, sastra, dan seni. Masa pencerahan kembali ini kemudian melahirkan ilmuwan dan seniman ternama seperti Leonardo Da Vinci, Galileo Galilei, Toscanelli, atau Alberti. Kontribusi teori, pemikiran, dan penemuan mereka yang kemudian mengubah wajah Eropa yang sebelumnya diselimuti kegelapan. Banyak literatur mengarahkan bahwa gerakan renaisans terjadi karena ditemukannya kembali nilai-nilai dan pemikiran Yunani dan Romawi klasik.

Namun, seorang veteran Angkatan Laut Inggris, Gavin Menzies, justru mengungkapkan bahwa percikan api renaisans disebabkan oleh kedatangan bangsa Cina ke benua Eropa pada sekitar 1434. Dalam bukunya yang berjudul 1434 (edisi bahasa Indonesia diterbitkan Pustaka Alvabet, 2008), dia menjelaskan pelayaran besar-besaran yang dipimpin Laksamana Cheng Ho memberikan kontribusi besar dalam sebuah revolusi budaya di Eropa itu. Banyak buku dan alat mekanik yang ditinggalkan bangsa Cina di Eropa.

Cina berbagi informasi dengan Eropa tentang astronomi, geometri, matematika, pemetaan, mesin-mesin pendukung manusia, serta mesin-mesin perang. Peta yang dibuat bangsa Cina juga disebutkan merupakan sumber penuntun bagi Columbus dan para kapten kapal lain dari Eropa untuk menemukan Amerika.

Dalam analisis yang dibentuk oleh Gavin melalui bukunya, yang juga didukung oleh beberapa penelitian yang lain, pada 1430 Kasiar Muda Cina memerintahkan Cheng Ho dan laksamana yang lain berlayar ke daratan Eropa. Tujuannya membawa berbagai hadiah dari negeri Cina dan memberitahaukan pemimpin di dataran tersebut untuk mengakui kekuasaan kaisar Cina.

Selama satu tahun Cina mempersiapkan pelayaran besar-besaran itu. Kapal-kapal berukuran raksasa sampai yang terkecil dibangun dengan teliti dan seksama. Kayau-kayu kokoh terpilih dipakai sebagai tiang utama kapal agar tahan terhadap ganasnya lautan dan melindungi para duta besar bangsa Cina ketika berlayar. Tidak ada jumlah pasti armada yang dipimpin oleh Cheng Ho, namun angkanya bisa mencapai ratusan. Kapal-kapal itu kemudian diisi dengan sutra, porselin, dan berbagai kekayaan lainnya dari bangsa Cina.

Tukar informasi
Cheng Ho terpilih menjadi laksamana utama yang memimpin ratusan kapal tersebut karena kemampuannya yang luar biasa di lautan. Laksamana Muslim tersebut sebelumnya pada 1421 sudah melakukan pelayaran dan menemukan benua Amerika sebelum bangsa Eropa (tertulis secara rinci pada buku pertama Gavin Menzies, 1421). Saat itu ilmu ukur Cina sudah sangat maju, bahkan mereka sudah mampu menciptakan peta lengkap yang menggambarkan seluruh dunia.

Termasuk di dalam kapal-kapal tersebut, buku-buku yang menjelaskan tentang geometri, ilmu ukur, dan desain-desain alat-alat mekanis. Ketika armada Cina tiba di Florensia dan disambut oleh Paus Eugenius IV pada 1434, pertukaran budaya pun terjadi. Ilmuwan-ilmuwan dari kedua bangsa tersebut saling bertukar informasi. Beberapa di antaranya adalah Tuscanelli dan Alberti. Karya dari nama yang disebutkan terakhir itulah yang kemudian memengaruhi pola pemikiran dan penciptaan Leonardo Da Vinci.

Meski Alberti tertutup terhadap sumber ilmu pengetahuan yang didapatkannya, tetapi sejarah (seperti yang dituliskan Gavin) mengatakan saat duta besar Cina datang pada 1434, Alberti saat itu adalah sekretaris Paus. Besar kemungkinan pertukaran informasi telah terjadi saat itu.

Lebih lanjut, Gavin mencantumkan berbagai bukti keterkaitan teknologi bangsa Cina yang dibawa pada 1434 itu terhadap munculnya percikan renaisans lewat alat ciptaan Leonardo Da Vinci. Roda-roda gigi yang digambarkan oleh pelukis Monalisa itu digunakan untuk menggerakkan mesin-mesin, ternyata sudah digunakan oleh bangsa Cina sejak 200 SM.

Da Vinci juga banyak menggambar desain yang menampilkan mesin terbang berawak, terutama helikopter dan parasut. Padahal di negeri Cina, layang-layang ataupun parasut serta teori awal helikopter sudah ditemukan ratusan bahkan ribuan tahun sebelum Leonardo menggambarkannya. Salah satu keterkaitan bentuk desain Leonardo dengan yang sudah dilakukan bangsa Cina adalah melalui karya dan pemahaman Alberti, seseorang yang pernah bertemu duta besar China di tahun 1434.

Melalui buku setebal 430 halaman ini, Gavin tidak hanya menjelaskan analisis dari pengalamannya berkeliling dunia. Dia juga menambahkan berbagai teori dari ilmuwan lain yang mampu menunjukkan keterkaitan renaisans dengan kedatangan bangsa Cina di Eropa. Sebuah pemikiran komprehensif yang kemudian diperkuat dengan teori yang sudah ada.

Meskipun begitu, buku ini bukannya hadir tanpa kekurangan. Pada bagian awal hingga masuk ke bagian pertengahan, Gavin justru lebih banyak bercerita tentang sistem navigasi dan perkapalan. Seakan setengah buku ini juga dipakai untuk memperkuat analisisnya tentang penemuan benua Amerika oleh bangsa Cina pada buku pertamanya. Hal ini jelas sekali terlihat ketika Gavin banyak sekali mengungkapkan pedebatan-perdebatan tentang peta dunia yang dibuat oleh bangsa Cina dan peta yang dibuat oleh bangsa Eropa. Dengan panjang lebar dia menjelaskan permasalahan peta tersebut membuatnya lupa tentang inti topik buku yang dia tulis.

Selain itu, cara pemaparannya tentang peta dunia dan konsep navigasi yang terlalu teknis justru membuat pembaca terlalu lama untuk sampai pada masalah utama tentang renaisans. Bentuk pemaparan ini memang bisa dimaklumi karena latar belakang karier Gavin yang seorang Angkatan Laut.  kim


www.mediabuku.com

0 komentar: