Kamis, 28 Januari 2010

[artikel dinamika] JEJAK PERADABAN YANG HILANG

Bentuk sistem negara republik yang kini banyak dipakai oleh negara-negara bangsa terhyata hasil adopsi dari pemikiran Plato yang dilhami oleh peradaban puncak masa lampau sebelum terbentuk Negara Indonesia. Hanya saja, Plato menyebut wilayah yang kini menjadi Negara Indonesia itu dengan Benua Atlantis. Benua Atlantis adalah suatu wilayah yang dihuni oleh sekelompok manusia yang memiliki ras super. Mereka manusia keturunan alien yang memiliki tingkat peradaban teknologi yang sangat tinggi. Semua itu digambarkan olehnya dengan jelas dalam sebuah buku yang ditulisnya dengan format dialog, yaitu trilogi "Timaeus" dan "Critias" pada tahun 370 SM. Hanya saja, jejak peradaban itu harus runtuh akibat bencana mahadahsyat berupa letusan gunung beserta banjir bandang yang pernah menimpanya di masa Pleistocene 11.600 tahun silam.

Inilah penemuan yang yang sungguh mencengangkan hasil penelitian Prof Arysio Santos. Penemuan itu dihasilkan melalui penelitiannya selama 30 tahun lebih hingga menghasilkan kesimpulan bahwa wilayah Indonesialah yang disebut sebagai Benua Atlantis yang hilang yang pernah ditulis oleh Plato itu. Dalam bukunya Atlantis The Lost Continent Finally Found itu digambarkan, lokasi Atlantis terletak di wilayah the most volcanic region in the world alias daerah paling banyak gunung berapinya. Atlantis berada di kawasan tropis pada zaman es Pleistosen. Di wilayah itu didapati berlimpah sumber daya alam, seperti timah, tembaga, seng, perak, emas, berbagai macam buah-buahan, padi, rernpah-rempah, gajah raksasa, hutan dengan berbagai jenis pohon, sungai, danau, dan saluran irigasi. Tanah Atlantis adalah tanah yang terbaik di dunia

Di wilayah atlantis, curah hujan sangat mendukung, sehingga banya terdapat kayu-kayu yang dapat dimanfaatkan sebagai bangunan dan berbagai macam kebutuhan lainya. Karena itu di sana terdapat banyak para tukang kayu. Begitu melimpahnya kekayaan alan sana sampaikan dalam bab 1 Prof Santos menulis Indonesia the True Site of Eden (Indonesia sebagai situs surga Eden). Di sanalah pernah disebut Plato dalam bukunya bahwa masyarakati terdiri dari tingkatan kelas. Ada yan berstatus sebagai prajurit, masyaral petani, dan golongan para pemimpin Meskipun para prajurit diberi bagian kekayaan melimpah berupa tanah yang sangat luas untuk dibudidayai tetapi mereka tetap tidak menganggap pemberian itu sebagai kepemilikan pribadi. Mereka mengganggap kepimilikanya adalah milik bersama.

Buku ini kini mendapatkan apresiasi yang luar biasa dari banyak pihak. Bahkan, saat ini tercatat sebagai buku terlaris di Indonesia. Sayangnya, negara masih saja terbelakang dalam infornasi dunia perbukuan di tingkat internasional. Karena buku yang baru saja terbit dalam versi terjemahan bahasa Indoesia ini telah terbit sejak 2005 dalam wajah aslinya. Melihat fenomena ini, layakllah bila wilayah Indonesialah yang disebut sebagai wilayah bekas peradaban pu cak dunia tersebut. •

Penulis adalah H Kurniaw
pemerhati buku pada LKPB Yogyakarta

www.mediabuku.com

0 komentar: