by: Taufik Pr, Yani Adan Jay AM
"Secara tiba-tiba, penangkapan AA telah menjadi penanda terbukanya "kotak pandora" dan bermunculanlah berbagai kejahatan lain yang mencoba menghentikan KPK dan pemberantasan korupsi."
Zainal Arifin Mochtar, Pengajar Ilmu Hukum, Direktur Pusat Kajian Antikorupsi (PuKAT) Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. -- Epilog dalam buku ini
SAMPAI hari ini, polisi belum juga berhasil meyakinkan publik bahwa Antasari Azhar adalah dalang pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen. Proses penangkapan, penyidikan dan persidangan yang penuh liku dan kejanggalan menambah kabut gelap kasus ini. Orang-orang yang terlibat kasus ini seperti dibiarkan tak kunjung terang hitam putihnya, seperti drama terkenal Samuel Beckett, mereka "Menunggu Godot".
Pada saat bersamaan, semakin mudah ditangkap tanda-tanda adanya pembatasan ruang gerak KPK. Beruntun aksi-aksi susulan yang melemahkan dan merontokkan KPK. Ungkapan "cicak mau lawan buaya", makin mantap menjelaskan adanya kekuatan raksasa yang sakit hati dan berkepentingan untuk menghabisi si "cicak" pemberantas korupsi itu.
Buku ini bukanlah kumpulan tulisan, melainkan buku utuh sebagai karya jurnalis dan sebagian atas hasil investigasi. Secara tajam dan menggelitik buku ini mengungkap analisis-analisis menarik yang sebagian diangkat dari info-info underground, yang fokus pada masalah kasus Antasari dalam kaitannya dengan pembunuhan menjelang pemilu itu.
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar