by: Sanie B. Kuncoro
Ranting, Tawangsri, Gendhing, dan Zhang Mey tumbuh bersama sejak belia. Mereka menjalani takdir sebagai perempuan dan menemukan bahwa hidup tak selalu terkonfigurasi serupa dongeng masa lalu para peri.
Kebun kehidupan pun acapkali melalui kemarau panjang yang harus dilewati. Mereka tak berdaya mengelak dari kepatuhan terhadap partitur perkawinan, walaupun yang teralun adalah selarik nada pahit.
Beranikah mereka menentukan pilihan? Sanggupkah mereka ingkar dari kisah berurai air mata dan menjadikan perjalanan hidup sebagai sebuah pengembaraan menakjubkan?
Kebun kehidupan pun acapkali melalui kemarau panjang yang harus dilewati. Mereka tak berdaya mengelak dari kepatuhan terhadap partitur perkawinan, walaupun yang teralun adalah selarik nada pahit.
Beranikah mereka menentukan pilihan? Sanggupkah mereka ingkar dari kisah berurai air mata dan menjadikan perjalanan hidup sebagai sebuah pengembaraan menakjubkan?
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar