Senin, 25 Mei 2009

[resensi buku] Merunut Hulu Perang Bubat

Koran Tempo, 17 Mei 2009

Buku yang berkisah tentang Perang Bubat dikarang oleh Aan Merdeka Permana. Aan memulai dengan berseminya benih cinta di antara dua manusia. Yakni Putri Dyah Pitaloka dengan seorang pegawai rendahan Keraton Sunda Galuh bernama Ramada. Ramada dalam buku Perang Bubat setebal 328 halaman terbitan Qanita ini kemudian diketahui sebagai Gajah Mada, patih dari Kerajaan Majapahit.

Buku ini mengangkat kembali kisah tentang Perang Bubat, yang terjadi pada 1357, dalam sebuah novel sejarah. Tentu dengan versinya sendiri.

Aan, penulis Bandung kelahiran 1950, lebih banyak menceritakan kisah-kisah yang terjadi di Kerajaan Sunda Galuh. Peraih Hadiah Sastra Samsudi 2009 dari Yayasan Rancage ini lebih banyak menuliskan kisah kehidupan Gajah Mada. Lebih tepatnya biografi Gajah Mada.

Aan mengaku tak memiliki data lengkap tentang Gajah Mada, dari mana dia datang, dan bagaimana silsilah keturunannya. Konon, seperti ditulis dalam buku yang dicetak untuk pertama kali pada Maret 2009 ini, Gajah Mada lahir dari perkawinan antara saudagar Cina dan orang Banten.

Karier pertama Gajah Mada, yang awalnya bernama Ramada, dimulai sebagai pegawai rendahan di Kerajaan Sunda Galuh. Karena kariernya tak beranjak naik, dia mengembara hingga ke Majapahit. Dalam waktu lima tahun, dia sudah menjadi orang ke dua di kerajaan, yakni Mahapatih Gajah Mada.

Dan akhir kisah Gajah Mada tak bisa dituntaskan. Aan hanya menyebutkan berdasarkan cerita masyarakat Sunda, bahwa akhirnya Gajah Mada tewas dibunuh saat melarikan diri dari kejaran pasukan Majapahit, di pesisir selatan Sunda. Aan menyadari bahwa sebagian data-data yang ia kumpulkan untuk menyusun buku ini tak memiliki bukti otentik. Ya, bagaimanapun ini merupakan susunan kisah fiksi semata.


www.dinamikaebooks.com

0 komentar: