Rabu, 24 Juni 2009

Lagu Cinta Para Pendosa

by: Zaim Rofiqi
THE COMPASSIONATE SAMURAI

BRIAN KLEMMER

 

 

Bila anda ingin mengalami alam pikiran modernis, puisi-puisi dalam buku ini salah satu representasinya yang terbaik. Kecerdasan, konsentrasi, kedalaman, penggalian makna, dan kesatuan imaji terasa sangat kuat di dalamnya. Sudah sulit menemukan puisi yang demikian dalam kehiruk-pikukan dunia pasca-modernis yang menjemukan seperti sekarang ini. —Faruk HT, Ilmuwan Sastra

Puitika Zaim Rofiqi dibangun di atas khasanah citraan ruang, yang terus mengikhtiarkan keluasan dan  keleluasaan, sembari pada saat sama menetapkan batas-batasnya sendiri. Ada tegangan antara kehendak mengikuti dekorum dan gairah bersajak dengan bebas, tapi sajak-sajak terbaiknya adalah yang berhasil mengawinkan dua kecenderungan yang semestinya tak saling berjodoh ini. Jika Rofiqi setia kepada kerja yang menantang ini, niscaya kita tidak perlu terlalu cemas terhadap masa depan puisi Indonesia. —Manneke Budiman, Dosen Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Indonesia

Racikan kata-kata yang tersaji dalam buku puisi Zaim Rofiqi ini membuat saya cemburu sekaligus kagum padanya. Dalam puisi-puisinya, Zaim begitu cerdas memilih kata, membangun suasana, serta menafsirkan pengalaman keseharian dan bacaannya yang kaya. Puisi-puisinya adalah usaha pemberian makna pada banyak hal di dunia ini yang sepertinya sia-sia.—Nong Darol Mahmada, Aktivis Perempuan

Dengan senjata puitik yang wajar dan bersahaja, Zaim Rofiqi melawan vonis waktu yang merenggut segalanya. Puisi-puisinya adalah memoar perjalanan kehilangan yang berkeras menyelamatkan jejak, gema, dan bayang-bayang.
—Arif Bagus Prasetyo, Penyair


www.mediabuku.com

0 komentar: