Senin, 11 Mei 2009

Aceh di Mata Urang Sunda

by: Arif Rahman
Sunda memang bukan Jawa meski berada dan mendiami pulau yang sama. Orang Sunda rata-rata tidak atau kurang berkenan disebut orang Jawa. Prof. Utju Ali Sayah, tokoh Sunda di Aceh selalu menegaskan bahwa Sunda itu bukan Jawa. Sebab di mata orang Aceh, Jawa itu penjajah! Mengapa hal ini bias terjadi? Apakah semua orang Aceh berpendapat demikian?

Dia lahir sebagai anak lintas budaya. Lahir did au garus keturunan yang berbeda. Dua kebiasaan dan watak yang berbeda. Dari budaya, ia mewarisi sikap tegas pantang menyerah. Pantas dia disebut Gam Sunda, anak siapakah itu?

Penghormatan sebagai petanda honorific "Eyang Ratu" dii persembahkan kepada Pahlawan wanita Cut Nyak Dien yang dipusarkan di Gunung Puyuh Kabupaten Sumedang. Para wanita Sunda yang berjiwa geroik selalu menyambung pusara beliau denga rasa hormat yang teramat tinggi. Apakah karean itu, pasukan dari Kodam Siliwangi bias diterima ketika terjun ke Aceh?

Arif Rhman tanpa sungkan menelanjangi kebiasaan 'jejek' orang-orang Aceh. Rahasia dan pitu-pintu peradaban Aceh yang pernah beraya dalam lintas sejarah manusia, sedikit demi sedikit dibukannya, termasuk "Tipu-tpu Aceh". Jalan yang ditempuh Arif Rahman untuk memahami Aceh tidak tanggung-tanggunng; dia total menjadi orang Aceh. Membaca buku ini, seolah kita sedang diajak melancong ke negeri Serambi Mekah.


www.dinamikaebooks.com

0 komentar: