Republika, Minggu, 16 Agustus 2009
Jalan menuju Tuhan bisa diraih dari berbagai pintu. Tuhan jualah yang akan memberikan petunjuk dengan cara-Nya sendiri. Langkah ini pula yang ditempuh artis Soraya Haque saat meniti lorong kebenaran Allah. Berawal dari rasa kehilangan yang sangat mendalam ketika ayahnya, Allen Haque, meninggal dunia.
Pemilik nama lengkap Soraya Jasmin Haque ini sangat terpukul, tak rela ayahnya yang menderita jantung pergi untuk selamanya. Muncul gugatan kepada Tuhan. "Mengapa ini terjadi? Ini tidak adil!" protesnya. Kegelisahan mencari jawaban semakin memuncak. Melelahkan. Pertanyaan itu kini merembet. "Mengapa aku harus hidup? Apa tujuan hidupku? Mengapa aku harus beragama?" Daftar panjang pertanyaan lain ditujukan kepada Tuhan.
Tepat di usia 40 tahun, perempuan kelahiran Plaju, Palembang, 7 Februari 1965, ini sempat shock. Dia divonis mewarisi penyakit ayahnya di usia yang sama menderita jantung. Seiring pencarian jawaban Tuhan, debar jantungnya semakin cepat. Napasnya tersengal, megap-megap tak menentu. "Apakah aku akan mati? Aku tidak siap! Tidak untuk sekarang ini. Jika aku mati sekarang, apakah Tuhan akan bersikap baik padaku?"
Dengan segudang ganjalan itu, Soraya merasa sedang dipermainkan tanpa kekuatan. Allah Mahatahu. Allah tak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan umat-Nya. Kesadaran akan kematian yang menjadi pintu menemukan-Mu. "Aku tak ingin saat kematianku tiba belum membebaskan diri dari banyak kesalahan dan dosa," ungkap model yang akrab disapa Aya itu.
Adik dari artis Marissa Haque dan kakak dari Shahnaz Haque ini tersadar. Bekal kematian bukan deposito dengan digit panjang. Jajaran mobil di halaman rumah. Atau popularitas saat melenggang di catwalk dengan busana wah. "Saat kuembuskan napas terakhir, aku berharap dapat menjalani dengan keberanian, penuh cinta, dan kasih menghadap-Nya."
Aya pun ''berdamai'' dengan Tuhan. Dia memulai hidup baru dengan membuka pintu gerbang menuju akherat. Kini terbentang lebar jalan menuju Tuhan. Dia menganalogikan ketika memasuki gerbang kematian akan disambut seluruh malaikat suci, bagaikan ketika Soraya tak henti mendapat applause dari hadirin saat melenggok sempurna di atas panggung.
Seiring menemukan jalan kebenaran, ''tanda-tanda'' itu semakin nyata. Lewat mimpi, maupun bisikan hati yang menyuruh selalu berbuat baik, dan terus berbuat baik. Suara dalam mimpi itu semakin memberi motivasi untuk belajar tentang ajaran Ilahi Rabbi. Sejak itu, hari-hari dari ibu tiga anak ini tak pernah lepas untuk memahami kekuasaan Allah.
Dia pun menggali ayat-ayat Alquran, semakin menunjukkan arah kesadaran untuk memahami pesan Allah. "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran: 31).
Luar biasa. "Aku merasakan seolah-olah Alquran itu ''diwahyukan'' untukku. Aku seolah-olah berdialog langsung dengan Allah melalui firman-Nya. Tuhan seperti memberi pancaran cahaya pemahaman ke dalam dadaku, serta membuatku pandai membaca, dan menghapalnya," tutur Aya (hlm 262).
Namun, sempat pula tebersit pertanyaan, Soraya sebagai model, artis, dan presenter televisi, layakkah mempunyai ''hubungan spesial'' dengan Tuhan? Bukankah agama Islam tidak hanya untuk ustadz, santri, majelis taklim, tapi rahmatan lil alamin . Pertanyaan itu tak terjawab dari pengajian, surat kabar, buku-buku, dan lainnya. Setiap masalah ia kembalikan kepada Alquran. Kegelisahan itu mereda setelah membaca QS Fathir ayat ke-2. "Ternyata aku juga mempunyai hak atas agama dan keislamanku," tuturnya plong.
Di buku Soraya Clues , ibu dari Leri, Didi, dan Bebe, ini menceritakan secara detail bagaimana jejak-jejak ''bertemu'' Tuhan. Dia bisa menjabarkan, kekuasaan Tuhan yang luar biasa hanya dengan melihat lingkungan dan alam sekitar. Betapa tanda-tanda kekuasaan-Nya terlihat kasat mata, ketika melihat air hujan membasahi bumi, alunan musik, kehadiran kepompong, kupu-kupu, dan binatang lainnya.
Buku ini bisa dibaca sebagai penumbuh inspirasi, terutama mereka yang sedang mencari jalan menuju Tuhan. Bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti. Banyak hikmah yang bisa digali dari buku ini. Mungkin juga beberapa pertanyaan yang selama ini bergejolak di hati bisa terjawab setelah membaca karya teranyar dari Soraya Haque ini. Tentunya tak sekadar menjawab, melainkan berdasarkan ayat demi ayat dari Kitab yang paling sempurna, Alquran. vie
Jalan menuju Tuhan bisa diraih dari berbagai pintu. Tuhan jualah yang akan memberikan petunjuk dengan cara-Nya sendiri. Langkah ini pula yang ditempuh artis Soraya Haque saat meniti lorong kebenaran Allah. Berawal dari rasa kehilangan yang sangat mendalam ketika ayahnya, Allen Haque, meninggal dunia.
Pemilik nama lengkap Soraya Jasmin Haque ini sangat terpukul, tak rela ayahnya yang menderita jantung pergi untuk selamanya. Muncul gugatan kepada Tuhan. "Mengapa ini terjadi? Ini tidak adil!" protesnya. Kegelisahan mencari jawaban semakin memuncak. Melelahkan. Pertanyaan itu kini merembet. "Mengapa aku harus hidup? Apa tujuan hidupku? Mengapa aku harus beragama?" Daftar panjang pertanyaan lain ditujukan kepada Tuhan.
Tepat di usia 40 tahun, perempuan kelahiran Plaju, Palembang, 7 Februari 1965, ini sempat shock. Dia divonis mewarisi penyakit ayahnya di usia yang sama menderita jantung. Seiring pencarian jawaban Tuhan, debar jantungnya semakin cepat. Napasnya tersengal, megap-megap tak menentu. "Apakah aku akan mati? Aku tidak siap! Tidak untuk sekarang ini. Jika aku mati sekarang, apakah Tuhan akan bersikap baik padaku?"
Dengan segudang ganjalan itu, Soraya merasa sedang dipermainkan tanpa kekuatan. Allah Mahatahu. Allah tak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan umat-Nya. Kesadaran akan kematian yang menjadi pintu menemukan-Mu. "Aku tak ingin saat kematianku tiba belum membebaskan diri dari banyak kesalahan dan dosa," ungkap model yang akrab disapa Aya itu.
Adik dari artis Marissa Haque dan kakak dari Shahnaz Haque ini tersadar. Bekal kematian bukan deposito dengan digit panjang. Jajaran mobil di halaman rumah. Atau popularitas saat melenggang di catwalk dengan busana wah. "Saat kuembuskan napas terakhir, aku berharap dapat menjalani dengan keberanian, penuh cinta, dan kasih menghadap-Nya."
Aya pun ''berdamai'' dengan Tuhan. Dia memulai hidup baru dengan membuka pintu gerbang menuju akherat. Kini terbentang lebar jalan menuju Tuhan. Dia menganalogikan ketika memasuki gerbang kematian akan disambut seluruh malaikat suci, bagaikan ketika Soraya tak henti mendapat applause dari hadirin saat melenggok sempurna di atas panggung.
Seiring menemukan jalan kebenaran, ''tanda-tanda'' itu semakin nyata. Lewat mimpi, maupun bisikan hati yang menyuruh selalu berbuat baik, dan terus berbuat baik. Suara dalam mimpi itu semakin memberi motivasi untuk belajar tentang ajaran Ilahi Rabbi. Sejak itu, hari-hari dari ibu tiga anak ini tak pernah lepas untuk memahami kekuasaan Allah.
Dia pun menggali ayat-ayat Alquran, semakin menunjukkan arah kesadaran untuk memahami pesan Allah. "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS Ali Imran: 31).
Luar biasa. "Aku merasakan seolah-olah Alquran itu ''diwahyukan'' untukku. Aku seolah-olah berdialog langsung dengan Allah melalui firman-Nya. Tuhan seperti memberi pancaran cahaya pemahaman ke dalam dadaku, serta membuatku pandai membaca, dan menghapalnya," tutur Aya (hlm 262).
Namun, sempat pula tebersit pertanyaan, Soraya sebagai model, artis, dan presenter televisi, layakkah mempunyai ''hubungan spesial'' dengan Tuhan? Bukankah agama Islam tidak hanya untuk ustadz, santri, majelis taklim, tapi rahmatan lil alamin . Pertanyaan itu tak terjawab dari pengajian, surat kabar, buku-buku, dan lainnya. Setiap masalah ia kembalikan kepada Alquran. Kegelisahan itu mereda setelah membaca QS Fathir ayat ke-2. "Ternyata aku juga mempunyai hak atas agama dan keislamanku," tuturnya plong.
Di buku Soraya Clues , ibu dari Leri, Didi, dan Bebe, ini menceritakan secara detail bagaimana jejak-jejak ''bertemu'' Tuhan. Dia bisa menjabarkan, kekuasaan Tuhan yang luar biasa hanya dengan melihat lingkungan dan alam sekitar. Betapa tanda-tanda kekuasaan-Nya terlihat kasat mata, ketika melihat air hujan membasahi bumi, alunan musik, kehadiran kepompong, kupu-kupu, dan binatang lainnya.
Buku ini bisa dibaca sebagai penumbuh inspirasi, terutama mereka yang sedang mencari jalan menuju Tuhan. Bahasanya sederhana sehingga mudah dimengerti. Banyak hikmah yang bisa digali dari buku ini. Mungkin juga beberapa pertanyaan yang selama ini bergejolak di hati bisa terjawab setelah membaca karya teranyar dari Soraya Haque ini. Tentunya tak sekadar menjawab, melainkan berdasarkan ayat demi ayat dari Kitab yang paling sempurna, Alquran. vie
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar