by: Jalaluddin Rakhmat
"Inilah pemimpin, bermalam-malam terjaga,
sedang umatnya tidur di ranjang raja-raja.
Kala shalat, pelupuknya tergenang air mata.
Duhai, belum pernah insan melahirkan putra semacam dia!"
Dr. Muhammad Iqbal
Sepanjang sejarah, nyanyian kerinduan telah digemakan untuk sosok agung ini. Betapa tidak, dialah jalan menuju Allah Swt. Tak mungkin makhluk sampai pada cinta Tuhan, kecuali melalui Sang Utusan. Tak mungkin dahaga ruhani terpuaskan, bila tak menetes air mata kerinduan. Cinta Nabi Saw. adalah fitrah paling sejati. Ia adalah tonggak penopang agama Ilahi.
Tetapi, kini suara nurani itu tertutupi. Berbagai cara dilakukan untuk menjauhkan orang dari cinta Nabi. Sejarah fiktif beredar. Riwayat palsu bertebaran. Kehormatan Nabi direndahkan. Tonggak penopang agama ini diruntuhkan. Bila Sang Nabi tak lagi dimuliakan, tak tersisa dari agama ini kecuali kebatilan.
Inilah yang mendasari Jalaluddin Rakhmat untuk menuliskan buku ini. Disampaikan dengan bahasa yang penuh kerinduan, Kang Jalalbegitu dia biasa disapaberusaha memahami Nabi sebagai sosok agung yang begitu dekat dengan kita: sebagai penanggung derita terhebat, guru teragung, dan kekasih termulia. Kang Jalal juga merindukan Nabi sebagai tokoh perubahan di tengah-tengah masyarakat dengan cara yang santun, lemah lembut, dan bersahabat.
Kang Jalal pun tidak lupa untuk mencantumkan gambaran Nabi secara fisik dan melaporkan pergaulan sehari-harinya dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya. Semuanya diceritakan persis seperti dilaporkan oleh keluarganya dalam hadis-hadis yang sahih tanpa menambah dan menguranginya. "Agar kecintaanku kepadanya bertambah," kata cucu Nabi, Al-Hasan bin Ali.
Inilah buku yang akan mengantarkan kita pada indahnya sentuhan kasih Sang Nabi. Selamat merindukan Rasulullah!
sedang umatnya tidur di ranjang raja-raja.
Kala shalat, pelupuknya tergenang air mata.
Duhai, belum pernah insan melahirkan putra semacam dia!"
Dr. Muhammad Iqbal
Sepanjang sejarah, nyanyian kerinduan telah digemakan untuk sosok agung ini. Betapa tidak, dialah jalan menuju Allah Swt. Tak mungkin makhluk sampai pada cinta Tuhan, kecuali melalui Sang Utusan. Tak mungkin dahaga ruhani terpuaskan, bila tak menetes air mata kerinduan. Cinta Nabi Saw. adalah fitrah paling sejati. Ia adalah tonggak penopang agama Ilahi.
Tetapi, kini suara nurani itu tertutupi. Berbagai cara dilakukan untuk menjauhkan orang dari cinta Nabi. Sejarah fiktif beredar. Riwayat palsu bertebaran. Kehormatan Nabi direndahkan. Tonggak penopang agama ini diruntuhkan. Bila Sang Nabi tak lagi dimuliakan, tak tersisa dari agama ini kecuali kebatilan.
Inilah yang mendasari Jalaluddin Rakhmat untuk menuliskan buku ini. Disampaikan dengan bahasa yang penuh kerinduan, Kang Jalalbegitu dia biasa disapaberusaha memahami Nabi sebagai sosok agung yang begitu dekat dengan kita: sebagai penanggung derita terhebat, guru teragung, dan kekasih termulia. Kang Jalal juga merindukan Nabi sebagai tokoh perubahan di tengah-tengah masyarakat dengan cara yang santun, lemah lembut, dan bersahabat.
Kang Jalal pun tidak lupa untuk mencantumkan gambaran Nabi secara fisik dan melaporkan pergaulan sehari-harinya dengan keluarga dan sahabat-sahabatnya. Semuanya diceritakan persis seperti dilaporkan oleh keluarganya dalam hadis-hadis yang sahih tanpa menambah dan menguranginya. "Agar kecintaanku kepadanya bertambah," kata cucu Nabi, Al-Hasan bin Ali.
Inilah buku yang akan mengantarkan kita pada indahnya sentuhan kasih Sang Nabi. Selamat merindukan Rasulullah!
www.dinamikaebooks.com
0 komentar:
Posting Komentar