by: Arswendo Atmowiloto
Brojo melihat garis kematian, dan ia mendekat tanpa bisa menahan. Itu terjadi ketika bengkel tempat kerjanya digusur, dan dirinya menjadi penganggur. Wisuni, istrinya yang lugu, dikirim pulang kampung. Ceritanya belum sepenuhnya rampung, karena Brojo mendapat pekerjaan menggantikan Projo yang berada dalam penjara. Brojo sempat berlatih keras untuk menjadi Projo.
Namun ada yang tidak disiapkan. Bagaimana kekasih-kekasih Brojo yang menemui di penjara? Akankah dipacari juga oleh Brojo? Bagaimana dengan istri Projo, akankah diperistri juga, karena itu dimungkinkan terjadi di penjara?
Projo sendiri menemukan istrinya tidak sepenuhnya setia, justru dengan orang yang selama ini dianggap sahabat dan penolongnya.
Wisuni nekat dan datang ke Jakarta, untuk sementara malah tinggal bersama Projo. Dan ketika Projo menemukan kedamaian, bisa menerima apa yang terjadi selama ini dalam hidupnya, ia ingin kembali ke penjara.
Wisuni yang setia, tabah, mencintai suaminya, malah melarangnya. Setidaknya untuk beberapa hari. Kenapa?
Projo dan Brojo ditulis pengarangnya ketika berada dalam penjara, dengan bahasa yang irit dalam dialog. Kadang juga menyimpang apakah dialog itu diucapkan Projo atau Brojo, istri atau kekasih, sahabat atau pengkhianat, pembantu atau entah siapa. Mungkin bisa siapa saja. Apakah harus berbeda antara Projo dan Brojo? Yang tetap abadi ternyata cinta, juga ketulusan menjalaninya.
Namun ada yang tidak disiapkan. Bagaimana kekasih-kekasih Brojo yang menemui di penjara? Akankah dipacari juga oleh Brojo? Bagaimana dengan istri Projo, akankah diperistri juga, karena itu dimungkinkan terjadi di penjara?
Projo sendiri menemukan istrinya tidak sepenuhnya setia, justru dengan orang yang selama ini dianggap sahabat dan penolongnya.
Wisuni nekat dan datang ke Jakarta, untuk sementara malah tinggal bersama Projo. Dan ketika Projo menemukan kedamaian, bisa menerima apa yang terjadi selama ini dalam hidupnya, ia ingin kembali ke penjara.
Wisuni yang setia, tabah, mencintai suaminya, malah melarangnya. Setidaknya untuk beberapa hari. Kenapa?
Projo dan Brojo ditulis pengarangnya ketika berada dalam penjara, dengan bahasa yang irit dalam dialog. Kadang juga menyimpang apakah dialog itu diucapkan Projo atau Brojo, istri atau kekasih, sahabat atau pengkhianat, pembantu atau entah siapa. Mungkin bisa siapa saja. Apakah harus berbeda antara Projo dan Brojo? Yang tetap abadi ternyata cinta, juga ketulusan menjalaninya.
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar