Harian Bhirawa , Jumat, 4 September 2009
Bercandakah saya menyarankan demikian? Saya serius, namun bukan sembarang makanan yang dilahap, melainkan mengonsumsi masakan khas yang berasal dari wilayah Mediterania. Yang untuk diketahui, Mediterania berada di salah satu wilayah bagian Eropa yang masyarakatnya memiliki rahasia besar dalam tradisi makananan yang disantapnya, karena diyakini mampu memberikan dampak kesehatan luar biasa hingga berujung pada panjangnya usia penduduk di wilayah itu.
Mengingat jika berpatokan pada hasil penelitian badan kesehatan dunia PBB (WHO) terhadap 13 ribu orang pada rentang usia 40-59 tahun di beberapa negara selama 10 tahun, ditemukan bahwa masyarakat Mediterania memiliki tingkat kematian terendah akibat penyakit kanker dan jantung koroner. Setelah dijabarkan hal itu berkat makanan yang mereka konsumsi secara turun-temurun dari nenek moyangnya hingga berdampak pada kesehatan masyarakat generasi sekarang yang panjang umur.
Tak dapat dimungkiri, angka usia harapan hidup orang Indonesia jauh lebih pendek dibanding orang dari kawasan Mediterania. Realita itu tak mengada-ngada sebab berdasarkan penelitian Profesor Ancel Keys yang diperkuat Penelitian Jantung Kota Lyon Prancis, menyebutkan makanan Mediterania mampu meningkatkan kualitas hidup seseorang secara keseluruhan dengan cara membantu menurunkan berat badan dan menjaganya tetap stabil.
Kondisi itu berdampak pada tingginya angka usia lanjut masyarakat di negara Yunani, Italia, Turki, Prancis, dan Spanyol yang usianya mampu mencapai 80 hingga 90 tahun. Hebatnya, yang berusia 50 dan 60-an tahun punterlihat awet muda. Semua fenomena masyarakat orangtua itu dengan mudah ditemui di sana.
Maka itu, makanan Mediterania yang identik dengan komposisi makanan yang bersahabat dengan tubuh seperti tinggi karbohidrat kompleks (sereal, nasi, gandum, kentang), tinggi serat, tinggi protein nabati (kacang-kacangan, polong-polongan, biji-bijian, buncis), rendah lemak jenuh dan kaya akan lemak tidak jenuh (minyak zaitun), mampu membentuk badan menjadi sehat dan menjadikan masyarakat jiwanya kuat. Tak ayal pecinta kuliner yang menginginkan hidupnya tetap sehat, dan awet muda sembari terus mencicipi berbagai makanan enak lainnya memilih menyantap menu Mediterania dalam kehidupan sehari-hari.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan yang terjadi di Indonesia. Di negeri ini, fakta membuktikan masyarakat Indonesia banyak mengonsumsi makanan 'sampah' yang kandungan gizinya sedikit, bahkan tidak ada. Lihat saja makanan atau camilan yang banyak dijual pedagang, yang mayoritas masaknya dengan cara digoreng menggunakan minyak curah bekas yang kadang sudah dipakai berkali-kali hingga warnanya menghitam.
Padahal makanan itu di samping tak bagus buat kesehatan, juga berpotensi mengundang penyakit untuk menyerang berbagai organ tubuh. Akibatnya, banyak masyarakat Indonesia yang berusia produktif mengalami gangguan metabolis tubuh antara lain obesitas, kolesterol tinggi, peningkatan asam urat, perlemakan hati, batu empedu, penyakit jantung, darah tinggi, diabetes, arthritis, stroke, dan kanker. Akibatnya pada usia produktif sudah terkena beragam penyakit, dan sangat sedikit orang Indonesia yang mampu berumur hingga 90 tahun.
Memang resep makanan Mediterania yang telah diterapkan selama ribuan tahun ini tak menuntut agar setiap orang yang ingin sehat menjadi pribadi yang berpantangan atau selektif dengan berbagai makanan. Sebenarnya bukan itu tujuannya, melainkan supaya membiasakan orang Indonesia hidupnya berbasis alam dengan memperhatikan kesehatan makanannya agar terbebas dari penyakit yang mampu menggerogoti tubuhnya.
Buku Hidangan Favorit ala Mediterania mencoba menguak rahasia sehat ala masyarakat Mediterania. Hartati Nurwijaya yang bermukin di Yunani mencoba menjelaskan manfaat kandungan setiap bahan yang dijadikan resep membuat makanan Mediterania yang sangat dikenal sangat kelezatannya, serta menjabarkan resep apa saja yang berkhasiat tinggi bagi kesehatan manusia yang selama ini dijadikan bumbu hingga membuat masakan Mediterania nikmat dikonsumsi.
Dilengkapi dengan tips sehat khas Mediterania dengan bahan resep yang mudah didapat membuat pembaca bisa dengan mudah mempraktikkannya sendiri untuk dicoba di rumah. Ditambah petunjuk cara membuat makanan serta tambahan foto ekslusif 60 makanan asli dari negara Yunani, Italia, Turki, Prancis, dan Spanyol, menjadikan nilai tambah bagi buku ini untuk dikoleksi.
* Peresensi : Erik Purnama Putra, Aktivis Pers Kampus Bestari Universitas Muhammadiyah Malang (eagle-alone.blogspot.com)
www.mediabuku.com
0 komentar:
Posting Komentar